Membaca dan memahami Al-Qur'an, bagi saya lebih dari sekedar kewajiban
atau "ritual" setelah sholat, tapi juga sebagai suatu kegiatan yang
sangat menyenangkan, menarik, dan tantangan. Ya, tantangan... karena terkadang
saya banyak menemukan hal-hal atau penjelasan-penjelasan yang tidak mudah untuk
saya pahami. Sehingga menuntut saya untuk terus mempelajarinya.
Seperti dalam Surat Ath-Thaariq, saya pernah bertanya-tanya, sebenarnya
"Apa" atau "Siapa" yang turun dari langit itu?
Setelah bertanya, mencari tahu, berdiskusi dan membaca
literatur-literatur muslim serta menelaah ayat-ayat Al-Qur'an sebelum dan
sesudahnya dari surat tersebut, hasilnya tidak cukup memuaskan untuk memenuhi
rasa keingintahuan saya. Namun akhirnya, saya menemukan samar-samar jawaban
untuk pertanyaan saya itu. Dan sebagai seorang yang suka dengan Astronomi, saya
merasa sangat takjub, ternyata tentang Komet
Halley sudah ada penjelasannya didalam
Al-Qur'an. Selain merasa takjub, saya juga merasa jadi orang yang benar-benar
bodoh.
Ya... Bagaimana tidak, selama ini saya mencari tahu tentang Komet Halley
dan tentang luar angkasa itu dari buku-buku berbahasa asing. Kenapa saya pilih
buku-buku berbahasa asing? karena biasanya kalau buku ilmu pengetahuan import
penjelasannya detail dan memuaskan. Padahal sebenarnya saya tidak perlu
melakukan itu, karena saya telah memiliki buku yang sempurna. Yaa, saya memiliki beberapa Al-Qur'an di rumah, namun
ternyata saya belum mampu menggali
isinya.
Saya benar-benar merasa malu sama Allah...
Kembali tentang Surat Ath-Thaariq, Surat Ath-Thaariq yang dalam mushaf
Al-Qur’an merupakan Surat ke-86 dan terdiri dari 17 ayat, diwahyukan di Makkah
pada tahun kedelapan masa kenabian, yaitu sekitar tahun 618 Masehi, sesudah Surat Qaaf dan Surat al-Balad. Pada saat itu kaum musyrikin sedang frustrasi
melihat perkembangan Islam yang makin pesat. Berbagai teror dan intimidasi
tidaklah menggoyahkan iman kaum Muslimin yang dari hari ke hari makin banyak
jumlahnya. Maka orang-orang Quraisy di Makkah merancang rekayasa jahat terhadap
Nabi Muhammad s.a.w. beserta para shahabat beliau berupa pengucilan dan
pemboikotan dari segala aktivitas. Para pembesar Quraisy melarang penduduk Makkah
untuk melakukan transaksi apapun dengan kaum Muslimin, termasuk kegiatan jual
beli dan pernikahan. Dalam situasi demikian inilah Surat ath-Thaariq diwahyukan oleh Allah SWT.
Salah satu perbedaan antara Surat-surat Makkiyah (yang diwahyukan di Makkah) dan Surat-surat Madaniyah (yang diwahyukan di Madinah)
adalah bahwa pada Surat-surat Makkiyah Allah sering bersumpah dengan berbagai
fenomena alam ciptaan-Nya, agar manusia benar-benar memperhatikan atau menalari
secara serius hal-hal yang disumpahkan Allah itu. Kalimat sumpah itu diawali
oleh kata wa (“demi”) yang terdapat
pada 17 Surat (37, 51, 52, 53, 68, 74, 77, 79, 85, 86, 89, 91, 92, 93, 95, 100,
103), dan kata laa uqsimu (“tidak,
Aku bersumpah”) yang terdapat pada tujuh Surat (56, 69, 70, 75, 81, 84, 90).
Selain dengan fenomena alam, Allah juga bersumpah dengan Kitab Al-Qur’an pada
lima Surat (36, 38, 43, 44, 50).
Saya mengetahui tentang komet
Halley ada didalam Al-Qur'an itu dari sebuah buku. Karena saya benar-benar lupa
apa judul dan siapa penulis buku itu juga lupa baca buku itu dimana, saya
mencari penjelasan tentang Komet Halley dalam surat Ath-Thaariq itu di internet
dan saya menemukan ada beberapa yang share
mengenai itu. Dan yang menurut saya yang penjelasan jelas dan mudah dipahami
adalah tulisan dari bapak Irfan
Anshory, dengan penambahan terjemah bahasa Inggris, berikut ulasannya.
Surat Ath-Thaariq (86) ayat 1 sampai dengan 17, selain terjemahan dalam bahasa Indonesia, saya cantumkan juga
terjemahan bahasa Inggris :
وَالسَّمَاء
وَالطَّارِقِ
Demi langit dan "At-Taariq";
وَمَا أَدْرَاكَ
مَا الطَّارِقُ
Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia "At-Taariq"
itu? -
النَّجْمُ
الثَّاقِبُ
(At-Taariq) ialah bintang yang menembusi (sinaran cahayanya);
إِن كُلُّ نَفْسٍ
لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ
Tiada sesuatu diri juapun melainkan ada malaikat yang menjaga (keadaannya
serta menyimpan catitan mengenai segala bawaannya).
فَلْيَنظُرِ
الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ
(Setelah mengetahui yang demikian), maka hendaklah manusia memikirkan:
dari apa ia diciptakan
خُلِقَ مِن مَّاء
دَافِقٍ
Ia diciptakan dari air (mani) yang memancut (ke dalam rahim)
يَخْرُجُ مِن
بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
Yang keluar dari "tulang sulbi" lelaki dan "tulang
dada" perempuan.
إِنَّهُ عَلَى
رَجْعِهِ لَقَادِرٌ
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengembalikannya (hidup semula
sesudah mati),
يَوْمَ تُبْلَى
السَّرَائِرُ
Pada hari didedahkan segala yang terpendam di hati (dari iktiqad, niat,
dan lain-lainnya)
فَمَا لَهُ مِن
قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ
Maka (pada saat itu) tidak ada bagi manusia sebarang kekuatan (untuk
membela diri), dan tidak ada penolong (yang dapat memberikan pertolongan).
وَالسَّمَاء ذَاتِ
الرَّجْعِ
Demi langit yang berulang-ulang mencurahkan hujan
وَالْأَرْضِ ذَاتِ
الصَّدْعِ
Dan bumi yang merekah mengeluarkan tumbuh-tumbuhan,
إِنَّهُ لَقَوْلٌ
فَصْلٌ
Sesungguhnya keterangan Al-Quran adalah kata-kata pemutus (yang sebenar),
وَمَا هُوَ
بِالْهَزْلِ
Dan bukanlah ia kata-kata yang olok-olok
إِنَّهُمْ
يَكِيدُونَ كَيْداً
Sesungguhnya mereka (yang menentangmu, wahai Muhammad) bermati-mati
menjalankan rancangan jahat
وَأَكِيدُ كَيْداً
Dan Aku pula tetap bertindak membalas rancangan jahat (mereka, dan
menggagalkannya)
فَمَهِّلِ
الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْداً
Oleh itu janganlah engkau hendakkan segera kebinasaan orang-orang kafir
itu, berilah tempoh kepada mereka sedikit masa
1. Wassamaa-i waththaariq
وَالسَّمَاء
وَالطَّارِقِ
Demi langit dan yang datang pada malam hari,
I swear by the heaven and the
comer by night
Allah SWT bersumpah dengan langit (as-samaa’) serta dengan suatu benda
langit yang disebut ath-thaariq. Istilah ini berasal dari kata kerja tharaqa
yang artinya “mengetuk”, satu akar kata dengan thariiq (“jalan; tempat kaki
mengetuk”) dan mithraq (“palu; alat pengetuk”). Dalam bahasa Arab sehari-hari,
istilah thaariq digunakan untuk menyebut tamu yang jarang muncul dan tiba-tiba
datang di malam hari, atau seperti kata Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
Juz 30, “orang yang mengetuk pintu tengah malam agak keras, supaya yang empunya
rumah lekas bangun, karena dia membawa berita penting”, atau seperti penjelasan
Prof. Dr. Muhammad Asad dari Austria dalam buku tafsirnya The Message of the
Qur’an (“Pesan Al-Qur’an”), “a person who comes to a house by night to knock at
the door”.
Dengan demikian jelaslah bahwa ath-thaariq dalam ayat ini adalah benda
langit yang dijangka kehadirannya. Tidak setiap malam kita dapat menyaksikannya
di langit, sebab dia datang sewaktu-waktu atau secara periodik. Benda langit
yang seperti itu tiada lain adalah komet, yang oleh nenek moyang kita
disebut “bintang berekor”.
Mohammed Marmaduke Pickthall, ulama Muslim berkebangsaan Inggris, dalam terjemahan Al-Qur’an The Meaning of the Glorious Koran, ketika membahas Surat at-Thaariq mengatakan: Some have thought that it refers to a comet which alarmed the East about the time of the Prophet’s call. Others believe that this and other introductory verses, hard to elucidate, hide scientific facts unimagined at the period of revelation (“Beberapa penafsir berpendapat bahwa at-thaariq merujuk kepada sebuah komet yang menggemparkan Dunia Timur semasa dakwah Nabi. Para penafsir lain meyakini bahwa ayat ini dan beberapa ayat pembuka dalam surah lainnya, yang sukar untuk dijelaskan, menyembunyikan fakta-fakta ilmiah yang tidak terbayangkan pada periode turunnya wahyu”).
Mohammed Marmaduke Pickthall, ulama Muslim berkebangsaan Inggris, dalam terjemahan Al-Qur’an The Meaning of the Glorious Koran, ketika membahas Surat at-Thaariq mengatakan: Some have thought that it refers to a comet which alarmed the East about the time of the Prophet’s call. Others believe that this and other introductory verses, hard to elucidate, hide scientific facts unimagined at the period of revelation (“Beberapa penafsir berpendapat bahwa at-thaariq merujuk kepada sebuah komet yang menggemparkan Dunia Timur semasa dakwah Nabi. Para penafsir lain meyakini bahwa ayat ini dan beberapa ayat pembuka dalam surah lainnya, yang sukar untuk dijelaskan, menyembunyikan fakta-fakta ilmiah yang tidak terbayangkan pada periode turunnya wahyu”).
2. Wamaa adraaka maa ththaariq
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ
tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari
itu?
And what will make you know
what the comer by night is?
Sering juga diterjemahkan secara bebas: “Tahukah kamu apakah ath-thaariq
itu?” Allah menggunakan kalimat wa maa adraaka (“tahukah kamu”) hanya dalam 10 surah
(69, 74, 77, 82, 83, 86, 90, 97, 101, 104) untuk mempertegas istilah-istilah
yang unik. Biasanya wa maa adraaka digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang
berhubungan dengan hari kiamat (yaumud-diin, yaumul-fashl, haqqah, qaari`ah)
atau azab neraka (saqar, sijjiin, haawiyah, huthamah) atau sesuatu yang misteri
seperti lailatul-qadr.
Satu-satunya benda langit yang dijelaskan dengan wa maa adraaka hanyalah
thaariq. Hal ini memperkuat pencarian kita bahwa thaariq adalah benda langit
yang “tidak biasa” atau “jarang datang”, yaitu komet yang muncul sekali dalam
puluhan atau ratusan tahun. Benda-benda langit yang lain, seperti matahari
(syams), bulan (qamar), bintang (najm), gugus bintang (buruuj) dan planet
(kaukab), tidak pernah diterangkan dengan wa maa adraaka sebab istilah-istilah
itu memang sudah jelas maknanya dan bendanya dapat kita saksikan setiap waktu.
Identifikasi benda langit thaariq dengan "komet" ditunjang oleh
data astronomi. Ketika Surat ath-Thaariq diwahyukan Allah pada tahun kedelapan
kenabian atau tahun 618 Masehi, pada tahun itu muncul komet besar yang
termasyhur dalam sejarah, yaitu apa yang sekarang kita namakan Komet Halley.
Periode kedatangan komet ini pertama kali diteliti oleh ahli astronomi
Inggris, Edmond Halley (1656–1742). Komet Halley datang rata-rata 76 tahun
sekali, dan tahun kedatangannya ternyata dicatat oleh berbagai bangsa sepanjang
zaman. Data astronomi telah merakam kehadirannya mulai tahun 390 sampai 1986
Masehi. Inilah tahun-tahun kedatangan Komet Halley: 390, 467, 542, 618 (zaman
Nabi), 695, 772, 847, 923, 998, 1074, 1151, 1226, 1302, 1379, 1456, 1531, 1607,
1682 (zaman Halley), 1758, 1835, 1910, 1986 (mungkin Anda menyaksikannya), dan
Insya Allah kelak akan muncul kembali tahun 2061 atau 2062.
3. Annajmu tstsaaqib
النَّجْمُ
الثَّاقِبُ
(yaitu) bintang yang cahayanya menembus,
The star of piercing
brightness;
Benda-benda langit selain matahari dan bulan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah umum najm (jamak atau pluralnya nujuum), berasal dari kata kerja
najama yang artinya “muncul kecil-kecil secara berserakan”.
Itulah sebabnya istilah najm dapat juga berarti “rerumputan” yang
berserakan di permukaan bumi, seperti pada Surah ar-Rahmaan ayat 6:
وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
Rerumputan dan pepohonan kedua-duanya bersujud kepada Allah
Dalam kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an, kata najm tepat diterjemahkan
“bintang”, tetapi dalam Surat ath-Thaariq ini kita terjemahkan dengan istilah
umum “benda langit”.
Adapun kata tsaaqib berasal dari
kata kerja tsaqaba yang artinya “melubangi”, satu akar kata dengan tsuqbah
(“lubang”), mitsqab (“bor, alat melubangi”) dan tsaaqibaat (“hewan pelubang”
atau ordo Rodentia dalam biologi). Jadi tsaaqib berarti “sesuatu yang
melubangi”.
Informasi Allah dalam ayat 3 ini
makin memperkuat penafsiran kita bahwa ath-thaariq memang ternyata komet.
Sebagaimana dipelajari dalam ilmu astronomi, komet adalah benda langit yang
diameternya puluhan kilometer, tersusun dari campuran es (air padat) yang
meliputi lima perenam bagian dan sisanya kotoran debu. Itulah sebabnya
komet-komet dijuluki dirty snowballs. Mereka mengelilingi matahari seperti
planet-planet tetapi orbitnya berbentuk ellips yang sangat jauh, sehingga
komet-komet ini muncul sekali dalam puluhan atau ratusan tahun. Ketika sebuah
komet mendekati matahari, panas matahari mencairkan dan menguapkan material es,
membentuk “ekor” atau “rambut” berukuran ribuan kilometer yang tampak dari
bumi. Itulah sebabnya benda langit ini dinamai komet, berasal dari kata Yunani,
koma, yang berarti “rambut”. (Tanda baca ‘koma’ adalah ‘titik yang diberi
rambut’).
Kini diketahui bahwa pada tapal batas tatasurya di seberang planet Pluto
terdapat “sarang komet” yang disebut Oort Cloud, dari nama astronom Belanda Jan
Hendrik Oort (1900–1992), dan diperkirakan mengandung ribuan komet.
Pada proses pembentukan tatasurya (solar system), komet-komet
membombardir atau melubangi permukaan planet-planet bertanah (terrestrial
planets) yang dekat dengan matahari, termasuk bumi, menyumbangkan air yang
merupakan syarat mutlak adanya kehidupan. Di antara planet-planet penerima air
itu, hanya planet bumi yang mampu menjaga air dalam wujud cairan. Venus terlalu
panas sehingga air menguap, sedangkan Mars terlalu dingin sehingga air membeku.
Tanpa proses pelubangan dari komet-komet, bumi kita tidak mempunyai air!
Sungguh Maha Benar Allah yang berulangkali menegaskan dalam Al-Qur’an nazzalnaa
mina s-samaa’i maa’ (“Kami telah menurunkan air dari langit”), sebab air di
bumi ini memang berasal dari langit, yaitu sumbangan dari komet (thaariq) yang
merupakan “benda langit yang melubangi” (an-najmu ts-tsaaqib).
Penelitian terhadap spektrum-spektrum yang dipancarkan oleh Komet Halley
(1986), Komet Shoemaker-Levy (1994), Komet Hyakutake (1996), Komet Hale-Bopp
(1997) Komet Wild-2 (2000) dan Komet Borrelly (2001) menunjukkan bahwa
perbandingan isotop hidrogen dan deuterium pada H2O air laut ternyata sama
persis dengan pada H2O komet-komet tersebut. Fakta ini merupakan bukti kimiawi
bahwa air di bumi memang berasal dari komet! Jadi komet-komet dikirimkan Allah
SWT untuk membawa materi paling berharga sebagai syarat kehidupan kepada planet
bumi, yaitu air. Adanya air menyebabkan bumi merupakan satu-satunya komponen
tatasurya yang layak untuk tempat berkembangnya makhluk hidup. Tanpa adanya
air, kehidupan di muka bumi mustahil terjadi.
Dr.Molly Bloomfield, dalam bukunya Chemistry and the Living Organism
(John Wiley & Sons, New York, 1996, hal. 270), menerangkan: Over 100,000 comets had
collided with the Earth during its first billion years, brought water to the
Earth’s surface. (“Lebih dari 100.000 komet telah berbenturan dengan Bumi selama semiliar
tahun pertamanya, membawa air ke permukaan Bumi”).
Dr. Isaac Asimov, dalam bukunya Frontiers: New Discoveries about Man and
His Planet, Outer Space and the Universe (Mandarin Paperbacks, London, 1991,
hal.219), mengatakan: In the early times of the solar system, there were a
large number of collisions between comets and the planetary bodies. The Earth
was hot and dry to begin with, and cometary collisions have supplied us with
much of our ocean and atmosphere. All this we can now reason out as a result of
the close study of Halley’s comet in 1986. (“Pada masa-masa dini
tatasurya, terdapat sejumlah besar perbenturan antara komet-komet dan
planet-planet. Bumi panas dan kering pada mulanya, dan perbenturan-perbenturan
dengan komet telah menyuplai kita dengan sebagian besar samudera dan atmosfer.
Semua ini baru sekarang dapat kita kemukakan sebagai hasil dari studi jarak
dekat terhadap komet Halley pada tahun 1986”).
Dr. Timothy Ferris, dalam bukunya The Whole Shebang: A
State-of-the-Universe Report (Simon and Schuster, New York, 1997, hal.176 dan
179), menegaskan: We owe our existence to Earth’s bombardment by the icy comets abounded in
the infant solar system. Primordial comets have formed the oceans and rained
down the amino acids from which life originated here. Evidence for cometary
cornucopias of life-brewing water and amino acids may be found in the spectra
of modern comets .... Had comets not ferried ice to Earth, we might have had no
oceans. And without organic molecules contributed by the comets, Earth might
have remained devoid of life. (“Kita berhutang eksistensi kita kepada
pembombardiran Bumi oleh komet-komet es yang berlimpah ketika tatasurya masih
dalam usia muda. Komet-komet purba telah membentuk samudera-samudera dan
mencurahkan asam-asam amino yang mengawali kehidupan di sini. Bukti bahwa air
dan asam-asam amino pembuat kehidupan bersumber pada komet dapat ditemukan pada
berbagai spektrum komet-komet modern .… Seandainya komet-komet tidak mengangkut
es ke Bumi, mungkin kita tidak mempunyai samudera. Dan tanpa molekul-molekul
organik yang disumbangkan komet-komet, Bumi mungkin tetap kosong dari kehidupan”).
4. In kullu nafsin lammaa 'alayhaa haafizh
إِن كُلُّ نَفْسٍ
لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ
tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada
penjaganya.
There is not a soul but over it
is a keeper.
Setiap makhluk hidup (kullu nafsin) tanpa kecuali memperoleh pemeliharaan
dari Allah SWT, dengan tersedianya air di bumi yang membentuk kehidupan serta
membuat bumi ini nyaman sentosa bagi berlangsungnya kehidupan. Allah menegaskan
bahwa setiap makhluk hidup tercipta dari air, sebagaimana tercantum dalam Surat
al-Anbiyaa’ ayat 30: wa ja`alnaa mina l-maa’i kulla syai’in hayy (“Dan Kami
menjadikan dari air segala sesuatu yang hidup”), serta Surat an-Nahl ayat 65:
wa l-Laahu anzala mina s-samaa’i maa’an fa ahyaa bihi l-ardha ba`da mautihaa
(“Dan Allah menurunkan dari langit air, maka hiduplah dengan air itu bumi
sesudah matinya”).
Banyak makhluk hidup yang tidak memerlukan oksigen atau udara, tetapi tidak ada kehidupan yang bisa survive tanpa air. Sekitar 70% berat tubuh kita tersusun dari air, dan tanpa adanya air metabolisme pada tubuh makhluk hidup tidak mungkin berlangsung. Tidak ada benda lain yang lebih berharga dari air. Di samping untuk metabolisme tubuh, kita memerlukan air untuk mandi, bersuci, memasak, mencuci, menyirami tanaman, dan mengairi lahan pertanian. Air juga berfungsi sebagai sarana olah raga dan rekreasi, serta merupakan salah satu sumber energi baik energi uap maupun energi listrik.
Struktur molekul air yang unik, dengan atom pusat oksigen yang mengikat dua atom hidrogen, menyebabkan keistimewaan sifat-sifat fisika dan kimia yang tidak dimiliki oleh materi yang lain. Perbedaan keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) yang sangat besar antara hidrogen dan oksigen menyebabkan ikatan O—H pada molekul air sangat polar, sehingga air merupakan pelarut yang sangat baik untuk berbagai jenis zat padat, cairan, dan gas.
Hal ini menyebabkan air mampu membawa zat-zat makanan melalui jaringan
dan organ makhluk hidup serta menjadi zat pembersih yang ampuh. Air mempunyai
viskositas yang sangat rendah, sehingga air mudah mengalir, cepat meluncur
turun, dan mudah dipompa ke atas. Dengan demikian air sangat mudah diambil dan
segera dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Air mempunyai kalor penguapan yang sangat tinggi. Hal ini sangat penting bagi tubuh kita, sebab sejumlah besar dari panas tubuh dapat dihilangkan dengan penguapan hanya sejumlah kecil air melalui kulit. Dengan demikian suhu tubuh kita selalu terjaga secara optimal. Penyerapan energi ketika air diuapkan oleh sinar matahari serta pembebasan energi itu ketika uap air berkondensasi menjadi hujan yang kembali ke bumi sangat berperan dalam mendistribusikan energi dari matahari ke seluruh permukaan bumi. Air juga mempunyai kapasitas kalor (kemampuan menyimpan panas) yang sangat tinggi, sehingga air memanas dan mendingin lebih lambat daripada kebanyakan zat lain. Hal ini akan melindungi makhluk hidup dari malapetaka apabila suhu mendadak berubah. Jumlah air yang berlimpah di permukaan bumi bertindak sebagai termostat raksasa yang mengatur suhu bumi sehari-hari.
Ikatan hidrogen yang ada di antara molekul-molekul air menyebabkan air berekspansi atau membesar volumenya ketika membeku (padahal zat-zat lain ketika membeku justru menyusut), sehingga es memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air. Akibatnya es mengambang di atas permukaan air. Hal ini menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat bertahan hidup pada musim salju. Sungguh beraneka ragam pemeliharaan yang dianugerahkan Allah SWT terhadap makhluk hidup melalui kegunaan dan sifat-sifat air.
5. Falyanzhuri l-insaanu mimma khuliq
Air mempunyai kalor penguapan yang sangat tinggi. Hal ini sangat penting bagi tubuh kita, sebab sejumlah besar dari panas tubuh dapat dihilangkan dengan penguapan hanya sejumlah kecil air melalui kulit. Dengan demikian suhu tubuh kita selalu terjaga secara optimal. Penyerapan energi ketika air diuapkan oleh sinar matahari serta pembebasan energi itu ketika uap air berkondensasi menjadi hujan yang kembali ke bumi sangat berperan dalam mendistribusikan energi dari matahari ke seluruh permukaan bumi. Air juga mempunyai kapasitas kalor (kemampuan menyimpan panas) yang sangat tinggi, sehingga air memanas dan mendingin lebih lambat daripada kebanyakan zat lain. Hal ini akan melindungi makhluk hidup dari malapetaka apabila suhu mendadak berubah. Jumlah air yang berlimpah di permukaan bumi bertindak sebagai termostat raksasa yang mengatur suhu bumi sehari-hari.
Ikatan hidrogen yang ada di antara molekul-molekul air menyebabkan air berekspansi atau membesar volumenya ketika membeku (padahal zat-zat lain ketika membeku justru menyusut), sehingga es memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air. Akibatnya es mengambang di atas permukaan air. Hal ini menyebabkan ikan dan hewan air lainnya dapat bertahan hidup pada musim salju. Sungguh beraneka ragam pemeliharaan yang dianugerahkan Allah SWT terhadap makhluk hidup melalui kegunaan dan sifat-sifat air.
5. Falyanzhuri l-insaanu mimma khuliq
فَلْيَنظُرِ
الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah
dia diciptakan?
So let man consider of what he
is created
6. Khuliqa min maa-in daafiq
خُلِقَ مِن مَّاء
دَافِقٍ
Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
He is created of water pouring
forth,
7. Yakhruju min
bayni shshulbi wattaraa-ib
يَخْرُجُ مِن بَيْنِ
الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki
dan tulang dada perempuan.
Coming from between the back and the ribs.
Untuk ayat 5-7 :
Untuk ayat 5-7 :
Para penafsir umumnya berpendapat “air yang memancar” itu adalah sperma
laki-laki. Seandainya yang dimaksudkan sperma, tentu Allah SWT menggunakan kata
madfuuq (bentuk pasif yang berarti “terpancar”), sebab sperma tidak dapat
memancar dengan sendirinya. Kenyataannya Allah memakai kata daafiq (bentuk
aktif “memancar”) yang biasanya digunakan untuk air yang keluar dari sumbernya
dalam tanah.
Sudah tentu ayat 5—7 ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari
ayat-ayat sebelumnya. Oleh karena komet (thaariq) bertindak sebagai benda
langit yang melubangi permukaan bumi (an-najmu ts-tsaaqib), air yang dibawanya
terperangkap dalam lapisan kulit bumi, lalu air itu memancar kembali ke
permukaan untuk menjadi sarana reaksi-reaksi kimia pembentuk kehidupan, yang
harus melibatkan air baik sebagai bahan baku (reaksi-reaksi hidrolisis) maupun
sebagai pelarut.
Kulit bumi tempat air memancar itu tersusun dari bebatuan yang keras (shulb) dan tanah atau debu yang lembut (taraa’ib). Kata shulb berarti “sesuatu yang keras”, berasal dari kata kerja shaluba (“mengeras”), dan satu akar kata dengan shaliib (“kayu yang keras”) dan tashallub (“kekerasan benda” atau hardness). Kata taraa’ib berarti “sesuatu yang berdebu”, dari kata kerja tariba (“menjadi debu”), dan satu akar kata dengan turab (“debu tanah”) dan matrabah (“tunawisma yang tidur di tanah”). Dalam masyarakat Arab dahulu, anak-anak sebaya sering bermain debu padang pasir, sehingga “teman sebaya” disebut tirb (jamak atau pluralnya atraab).
Kulit bumi tempat air memancar itu tersusun dari bebatuan yang keras (shulb) dan tanah atau debu yang lembut (taraa’ib). Kata shulb berarti “sesuatu yang keras”, berasal dari kata kerja shaluba (“mengeras”), dan satu akar kata dengan shaliib (“kayu yang keras”) dan tashallub (“kekerasan benda” atau hardness). Kata taraa’ib berarti “sesuatu yang berdebu”, dari kata kerja tariba (“menjadi debu”), dan satu akar kata dengan turab (“debu tanah”) dan matrabah (“tunawisma yang tidur di tanah”). Dalam masyarakat Arab dahulu, anak-anak sebaya sering bermain debu padang pasir, sehingga “teman sebaya” disebut tirb (jamak atau pluralnya atraab).
Tafsir para ulama abad pertengahan bahwa ayat-ayat ini menerangkan
“sperma yang keluar dari antara tulang punggung dan tulang dada” sudah saatnya
kita tinggalkan, sebab sperma tidak dikeluarkan dari sana! Allah SWT
menakdirkan bahwa benih dari laki-laki itu diproduksi pada dua butir testis
yang terdapat dalam skrotum (“kantong” di sela-sela paha).
Sel-sel sperma berukuran 5 mikrometer (0,005 milimeter), terdiri dari
kepala dan ekor, diproduksi dalam jumlah sekitar 10 juta butir setiap hari
setelah seorang laki-laki memasuki masa pubertas. Sel-sel sperma ini
dikeluarkan dari testis melalui epididimis, masuk ke saluran vas deferens untuk
dibawa menuju kelenjar prostat. Kelenjar prostat memproduksi cairan kental
semen yang memberi sel-sel sperma energi agar tetap lincah bergerak. Dari kelenjar
prostat sel-sel sperma, melalui saluran uretra pada penis, dipancarkan keluar
tubuh pada saat ejakulasi.
Sejak pembentukannya sampai
pengeluarannya, sperma tidak berhubungan dengan tulang punggung dan tulang dada.
Jelas sekali bahwa ayat 5 hingga 7 Surat at-Thaariq bukanlah bercerita tentang
sperma, tulang punggung dan tulang dada seperti penafsiran ulama-ulama zaman
pra-modern, melainkan bercerita tentang air yang memancar dari antara bebatuan
keras (shulb) dan tanah lembut (taraa’ib) pada kulit bumi. Penafsiran ayat-ayat
ini tidak boleh kita lepaskan dari konteks ayat-ayat sebelumnya.
8.Innahu 'alaa raj'ihi laqaadir
إِنَّهُ عَلَى
رَجْعِهِ لَقَادِرٌ
Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk
mengembalikannya (hidup sesudah mati).
Most surely He is able to return him (to
life).
9. Yawma tublaa ssaraa-ir
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ
Pada hari dinampakkan segala rahasia,
On the day when hidden things
shall be made manifest,
10. Famaa lahu min quwwatin walaa
naasir
فَمَا لَهُ مِن
قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ
maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu
kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.
He shall have neither strength
nor helper.
Untuk ayat 8-10 :
Untuk ayat 8-10 :
Pada Hari diverifikasi segala rahasia. Maka tiada baginya kekuatan dan
tiada pembela”. Ketika Rasulullah s.a.w. mendakwahkan bahwa manusia akan
dihidupkan kembali pada Hari Akhirat untuk dimintai pertanggungjawaban dan
menerima ganjaran, orang-orang musyrik di Makkah menertawakan dan mengejek
beliau. Dalam Surat Qaaf yang diwahyukan sebelum Surat at-Thaariq, Allah SWT
merekam ejekan tersebut: A idzaa mitnaa wa kunnaa turaaban? Dzaalika raj`un
ba`iid (“Apakah ketika kami telah mati dan kami telah jadi debu? Itu adalah
pengembalian yang jauh”). Maka Allah menegaskan bahwa Dia benar-benar kuasa
untuk mengembalikan manusia hidup di Hari Akhirat nanti, lalu manusia yang
tiada kekuatan dan tiada pembela itu akan menghadapi Pengadilan Agung, di mana
segala rahasia kejahatan manusia (yang mungkin tidak sempat terbongkar di dunia
fana) akan mengalami verifikasi dan balasan yang setimpal.
Jika ayat 8—10 ini kita hubungkan
dengan ayat-ayat sebelumnya, maka hanya orang-orang tidak berilmu yang
meragukan kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia. Orang-orang
berilmu akan menjadi saksi bahwa bumi ini asalnya memang tidak mempunyai
kehidupan, lalu Allah mengirimkan air melalui komet-komet ke Bumi untuk
memungkinkan terciptanya makhluk-makhluk hidup termasuk manusia. Bagi Allah
yang memiliki sifat yubdi’u wa yu`iid (Maha Memulai dan Maha Mengembalikan)
seperti tercantum dalam Surat al-Buruuj ayat 13, mengembalikan manusia kepada
kehidupan di Akhirat nanti sama mudahnya dengan mengembalikan komet-komet
mengunjungi Bumi. Maha Benar Allah dalam firman-Nya pada Surat Aali `Imraan
ayat 18: syahida l-Laahu annahuu laa ilaaha illaa huwa wa l-malaa’ikatu wa ulu
l-`ilmi (“Bersaksi Allah bahwa tiada Tuhan melainkan Dia, serta juga bersaksi
para malaikat dan orang-orang yang mempunyai ilmu")
11. Wassamaa-i dzaati rraj'i
وَالسَّمَاء ذَاتِ
الرَّجْعِ
Demi langit yang mengandung hujan,
I swear by the rain-giving
heavens,
Berdasarkan konteks ayat-ayat awal dari Surat ath-Thaariq ini, ada dua kemungkinan tafsiran mengenai ar-raj`i (“sesuatu yang kembali”). Mungkin dia adalah komet (thaariq), yang memang selalu kembali mengunjungi bumi dalam periode tertentu. Mungkin pula dia adalah air (maa’), yang selalu “pergi dan kembali” dalam siklus hidrologi.
Air menutupi 70% permukaan bumi, dan 97% dari seluruh air di bumi berada pada samudera. Setiap hari sekitar sepertiga dari jumlah energi sinar matahari yang sampai ke bumi dipergunakan untuk menguapkan kira-kira 1000 km kubik (satu triliun meter kubik) air samudera, sungai, danau dan telaga. wap air lalu menyebar di lapisan atmosfer untuk mengatur kelembaban dan suhu. Kemudian wap air itu mengalami kondensasi dan turun ke permukaan bumi berupa hujan atau salju. Akhirnya air yang terkumpul di darat mengalir dalam bentuk sungai-sungai untuk kembali menuju samudera.
12. Wal-ardhi dzaati shshad'i
وَالْأَرْضِ ذَاتِ
الصَّدْعِ
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
And the earth splitting (with
plants);
Di lingkungan tatasurya kita, Bumi merupakan planet bertanah (terrestrial planet) yang paling besar. Empat planet yang lebih besar dari bumi (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan juga matahari, tersusun dari gas-gas hidrogen dan helium. Sebagai “dunia non-gas” yang terbesar, Bumi memiliki suhu internal paling tinggi dibandingkan dengan planet-planet lain, sehingga Bumi mempunyai kulit yang paling tipis dengan kedalaman cuma sekitar 50 km. Suhu internal yang tinggi menyebabkan kulit tipis itu terbelah menjadi enam atau tujuh belahan besar (dan beberapa belahan lebih kecil) yang disebut lempeng (plate). Lempeng-lempeng ini menyetel secara pas seakan-akan dilekatkan oleh seorang tukang kayu yang piawai. Itulah sebabnya mereka dinamai lempeng-lempeng tektonik (bahasa Yunani, tektones, berarti “tukang kayu”).
Lapisan di bawah kulit bumi memiliki suhu cukup panas sehingga mampu bergerak, dan gerakan ini mendorong lempeng-lempeng kesana kemari. Akibatnya terjadilah pembentukan benua dan pulau-pulau serta pembentukan palung (basin) yang merupakan wadah bagi samudera. Meskipun pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang dinamis ini sering menimbulkan gempa bumi, bahkan mungkin gelombang tsunami, janganlah kita melupakan kenyataan bahwa lempeng-lempeng itu merupakan kurnia Allah yang patut kita syukuri! Seandainya bumi tidak mempunyai belahan berupa lempeng-lempeng tektonik, tentu ocean basin tidak terbentuk sehingga air akan menutupi seluruh permukaan bumi, dan makhluk yang hidup di darat termasuk manusia tidaklah terbayangkan adanya. Sungguh Maha Pengasih Allah yang telah menyediakan segala fasilitas untuk manusia, meskipun manusia terlalu sering tidak tahu diri (kanuud) kepada Khaliqnya.
13. Innahu laqawlun fashl
sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang
hak dan yang bathil.
Most surely it is a decisive
word,
14. Wamaa huwa bilhazl
وَمَا هُوَ
بِالْهَزْلِ
dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.
And it is no joke.
Untuk ayat 13-14 :
Segala yang difirmankan oleh Allah, mulai dari komet (thaariq) yang
mengirimkan air (maa’) sampai kepada belahan (shada`) yang dimiliki bumi untuk
menampung air sebagai sumber kehidupan, serta kehidupan kita di dunia fana ini
akan dikembalikan Allah kepada kehidupan akhirat yang abadi, semuanya itu
merupakan “kata keputusan” (qaulun fashl) yang tegas-tandas dan sama sekali
bukanlah sesuatu yang hazl, kalimat senda gurau atau main-main. Ejekan dan
rongrongan dari kaum musyrikin kepada kaum Muslimin hanyalah ibarat gonggongan
anjing kepada kafilah yang sedang berlalu.
15. Innahum yakiiduuna kaydaa
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ
كَيْداً
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu
daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.
Surely they will make a scheme,
16. Wa-akiidu kaydaa
وَأَكِيدُ كَيْداً
Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan
sebenar-benarnya.
And I (too) will make a scheme.
17. Famahhili lkaafiriina amhilhum ruwaydaa
فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْداً
Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah
mereka itu barang sebentar.
So grant the unbelievers a
respite: let them alone for a
Untuk ayat 15-17 :
Inilah ‘gong akhir’ dari seluruh rangkaian firman Allah dalam Surat
ath-Thaariq. Seperti telah kita bahas pada bagian awal, Surat ini diwahyukan
ketika kaum Muslimin sedang mengalami pemboikotan oleh kaum musyrikin Quraisy.
Allah menegaskan bahwa rencana jahat mereka akan sia-sia, karena Allah sendiri
mempunyai Rencana Agung untuk menyempurnakan cahaya agama ini sampai akhir
zaman. Penangguhan kekalahan kaum musyrikin itu ternyata memang cuma sebentar
saja.
Empat tahun sesudah Surat ath-Thaariq turun, Rasulullah s.a.w. beserta
para shahabat hijrah ke Madinah (622 M), dan delapan tahun kemudian (630 M)
kota Makkah ditaklukkan Rasulullah s.a.w. tanpa pertumpahan darah. Ketika
Rasulullah s.a.w. wafat tahun 632, seluruh penduduk Semenanjung Arabia telah
memeluk Islam. Hanya satu abad sesudah Rasulullah wafat, kekuasaan Islam
membentang dari Spanyol sampai Xinjiang.
Pusat khalifah Islam di Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol tahun
1258, tetapi siapa menyangka bahwa laskar penakluk itu berduyun-duyun masuk
Islam dan menyebarkan agama Allah di kawasan Kaukasus dan Laut Kaspia, lalu
anak cucu mereka menegakkan kesultanan Mongol (Moghul) di India dari abad ke-16
sampai abad ke-19. Kekuasaan Islam selama delapan abad di Spanyol (711–1492)
memang hilang, tetapi sebagai gantinya muncul kesultanan Turki Usmani yang
tahun 1453 menaklukkan Konstantinopel, ibukota kekaisaran Romawi, lalu
menguasai seluruh Semenanjung Balkan sampai awal abad ke-20. Bahkan ketika
hegemoni politik kaum Muslimin mulai redup pada abad ke-17, Islam melalui jalur
perdagangan tersebar luas di Asia Tenggara dan Afrika Timur. Sejarah telah
membuktikan kebenaran Rencana Allah!
Dr.Lothrop Stoddard, seorang orientalis terkemuka dari Universitas
Harvard, dalam bukunya, The Rising Tide of Color, London, 1926, hal.65,
mengomentari perkembangan Islam sebagai berikut: The proselyting power of Islam
is extraordinary, and its hold upon its votaries is even more remarkable.
Throughout history there has been no single instance where a people, once become
Muslim, has abandoned the faith. Extirpated they may have been, but extirpation
is not apostacy. This extreme tenacity of Islam, this ability to keep its hold
once it has got a footing, must be borne in mind when considering the future of
regions where Islam is today advancing (“Kekuatan Islam dalam
mengubah kepercayaan manusia sungguh luar biasa, dan daya ikatnya di kalangan
pemeluk-pemeluknya bahkan lebih hebat lagi. Sepanjang sejarah tidak pernah ada
satu contoh pun di mana suatu masyarakat, sekali menjadi Muslim, telah
meninggalkan agama ini. Mereka mungkin pernah dimusnahkan, tetapi pemusnahan
bukanlah kemurtadan. Keteguhan Islam yang berlebihan ini, kemampuan untuk
menjaga daya ikatnya sekali ia memperoleh tempat berpijak, haruslah
diperhatikan sungguh-sungguh ketika mewacanakan masa depan kawasan-kawasan di
mana Islam sekarang berkembang.”)
Majalah Islamic Horizons edisi Juli-Agustus 1990, yang diterbitkan oleh
Islamic Society of North America (ISNA) di Amerika Serikat, mengutip hasil
penelitian dari Worldwide Church of God, badan misionari Nasrani yang berpusat
di California, terhadap tiga Abrahamic religions (“agama-agama Ibrahim”) yang
dipublikasikan oleh majalah mereka, The Plain Truth. Menurut hasil penelitian
itu, dalam kurun waktu 50 tahun (1934-1984) pemeluk agama Yahudi hanya
meningkat 4 persen, sementara pemeluk Nasrani meningkat 47 persen, sedangkan
pemeluk Islam meningkat 235 persen
Meskipun Islam merupakan agama universal yang paling muda usianya, kini Islam menempati peringkat kedua terbanyak jumlah pemeluknya sesudah Nasrani. Dari seluruh penduduk bumi yang pada tahun 2005 mencapai 6,300 miliar, umat Islam berjumlah 1,550 miliar (24 %), di bawah umat Nasrani (Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, Kibti, Maroni, Advent, Mormon, dll.) yang berjumlah 2,220 miliar (35 %). Di benua Asia dan benua Afrika, Islam menempati peringkat pertama, masing-masing 1,058 miliar (27 %) dan 422 juta (52 %). Angka-angka ini tercantum dalam buku TIME Almanac 2005 with Information Please (Houghton Mifflin, Massachusetts).
Meskipun Islam merupakan agama universal yang paling muda usianya, kini Islam menempati peringkat kedua terbanyak jumlah pemeluknya sesudah Nasrani. Dari seluruh penduduk bumi yang pada tahun 2005 mencapai 6,300 miliar, umat Islam berjumlah 1,550 miliar (24 %), di bawah umat Nasrani (Katolik, Protestan, Ortodoks, Anglikan, Kibti, Maroni, Advent, Mormon, dll.) yang berjumlah 2,220 miliar (35 %). Di benua Asia dan benua Afrika, Islam menempati peringkat pertama, masing-masing 1,058 miliar (27 %) dan 422 juta (52 %). Angka-angka ini tercantum dalam buku TIME Almanac 2005 with Information Please (Houghton Mifflin, Massachusetts).
Di benua Eropa, Islam merupakan agama kedua terbesar meskipun pemeluknya
hanya 50 juta. Sekitar 16 juta umat Islam berdiam di Rusia, 21 juta di Eropa
Timur, sedangkan 13 juta lagi berdiam di Eropa Barat, terutama di Perancis,
Jerman, dan Inggris. Majalah Newsweek, 29 Mei 1995, dengan artikel berjudul
"Muslim Europe”, melaporkan bahwa Muslims outnumbered both Protestants
and Jews in the predominantly Roman Catholic countries of Belgium, France,
Italy and Spain. (“Jumlah umat Islam melampaui umat Protestan dan Yahudi pada
negara-negara yang umat Katoliknya sangat dominan, yaitu Belgia, Perancis,
Italia dan Spanyol”).
Di benua Amerika, umat Islam masih sedikit, sekitar delapan juta jiwa,
sebab Islam di kawasan ini merupakan agama yang relatif baru. Menurut buku The
World Almanac 2005, terdapat enam juta umat Islam di Amerika Serikat, 600 ribu
di Kanada, 200 ribu di Meksiko, dan satu juta di kawasan Amerika Selatan:
Brazil, Suriname, Trinidad-Tobago dan Guyana. Demikian pula di Australia dan kawasan
Pasifik, jumlah umat Islam baru berkisar antara 500 ribu sampai satu juta.
Dr.John L.Esposito, editor buku The Oxford History of Islam (Oxford
University Press, London, 1999), dalam Bab “Introduction”, mengatakan: Although Islam is the youngest
of the major world religion, Islam is the second largest and fastest-growing
religion in the world. To speak of the world of Islam today is to refer not
only to countries that stretch from North Africa to Southeast Asia but also to
Muslim communities that exist across the globe (“Meskipun Islam termuda di
antara agama besar dunia, Islam merupakan agama terbesar kedua dan paling cepat
pertumbuhannya di dunia. Pembicaraan tentang Dunia Islam hari ini merujuk bukan
hanya kepada negeri-negeri yang membentang dari Afrika Utara ke Asia Tenggara
tetapi juga kepada komunitas-komunitas Muslim yang ada di seluruh penjuru
bumi”).
Majalah National Geographic
bulan Januari 2002, dalam artikel “The World of Islam”, mengemukakan: Some 1.3 billion human beings,
a fifth of mankind, embracing Islam that make it the fastest growing on Earth,
with 80 percent of believers now outside the Arab world (“Sekitar 1,3 miliar jiwa,
seperlima umat manusia, memeluk Islam yang menjadikannya agama yang paling
cepat pertumbuhannya di Bumi, dengan 80 persen orang-orang beriman sekarang
berada di luar dunia Arab”). Majalah termasyhur itu juga melaporkan bahwa umat
Islam di Amerika Serikat pada tahun 2001 mencapai enam juta jiwa.
Dalam majalah The Economist, edisi 13 September 2003, terdapat hasil
survei “Islam and the West” yang menyatakan bahwa umat Islam di muka bumi
berjumlah 1,5 miliar jiwa (“Around one in four of the people in the world are
Muslims”), antara lain 196,3 juta di Indonesia (“the world’s most populous
Muslim country”), 133,1 juta di Cina, 26,7 juta di Rusia, dan 10,4 juta di
belahan benua Amerika. “It is indeed the world’s fastest-growing
religion,” demikian komentar The Economist.
Majalah Time, edisi 23 Mei
1988, dengan artikel berjudul “American Facing Toward Mecca”, mencatat jumlah
4.644.000 umat Islam pada saat itu serta lebih dari 600 buah Islamic Center di
seluruh Amerika Serikat. Lalu majalah terkemuka itu memperkirakan: US Muslim are expected to
surpass Jews in number and, in less than 30 years, become the country’s second
largest religious community after Christians (“Muslim Amerika Syarikat diperkirakan
akan melampaui umat Yahudi dalam jumlah penganut dan, dalam waktu kurang dari
30 tahun, menjadi komunitas agama terbesar kedua di negeri ini sesudah umat
Nasrani”).
Perkiraan majalah Time di atas
kini makin mendekati kenyataan. Hal ini diakui oleh majalah Nasrani terbesar di
Amerika Serikat, Christianity Today, edisi bulan Maret 2005: Words unfamiliar to most
Americans are now heard daily on the evening news: jihad, Islam, Allah, Quran,
fatwa, imam, ummah, Ramadan. Today, there are approximately seven million
Muslims and more than 13000 mosques in North America. Now the Muslims are our
neighbors (“Kata-kata yang asing bagi kebanyakan orang Amerika kini terdengar
setiap hari pada berita petang: jihad, Islam, Allah, Qur’an, fatwa, imam,
ummah, Ramadhan. Hari ini, terdapat sekitar tujuh juta Muslim dan lebih dari
13000 masjid di Amerika Utara. Sekarang orang-orang Muslim merupakan para
tetangga kita”).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan