Selasa, Mac 08, 2016

KEBURUKAN SIFAT NIFAQ

Dalam kesempatan yang mulia ini akan kami kemukakan betapa bahayanya kaum munafiqin terhadap Islam dan Ummat Islam. Makar-makar dan kejahatan mereka telah dibongkar oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, di antaranya agar Ummat Islam berwaspada. Di antaranya Allah berfirman:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al-Mujadilah [58] : 14)
Ibnu Katsir menjelaskan, Allah Ta’ala berfirman dengan mengingkari munafiqin dalam bertemanan di dalam batin dengan orang-orang kafir, sedangkan mereka (munafiqin) pada perkaranya itu sendiri tidak bersama kafirin dan tidak pula bersama mukminin. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
Mereka (munafiqin) dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (QS. An-Nisaa’ [4] : 143)
Dan Allah berfirman di sini:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman?” yakni orang-orang Yahudi yang dijadikan pemimpin dan teman akrab oleh orang-orang munafiq dalam batinnya.
Kemudian Allah berfirman:
“Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan mereka.”
Artinya mereka yang munafiq itu sebenarnya bukanlah termasuk golonganmu wahai orang-orang yang beriman, dan tidak pula termasuk orang-orang yang mereka jadikan pemimpin/teman akrab yaitu orang-orang Yahudi. (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, hal 394).
As-Suddy dan Muqatil berkata: “Ayat ini turun menyangkut diri Abdullah bin Ubay bin Salul dan Abdullah bin Nabtal, dua orang munafiq. Salah seorang di antara keduanya duduk-duduk bersama Nabi SAW, kemudian ia melaporkan ucapan beliau kepada orang-orang Yahudi. (Al-Qahthany, Al-Wala’ wal Bara’, hal 148)
Perlu diketahui, orang munafiq adalah orang yang menampakkan dirinya sebagai orang beriman, namun sebenarnya memendam kekafiran dan rasa benci terhadap Islam di dalam hati. Orang munafiq itu sangat membahayakan, sehingga aneka sifat buruk mereka dan kecaman Allah dituangkan dalam berbagai surat. Bahkan ada surat khusus yang dinamai Surat Al-Munaafiquun.
Mereka di akherat nanti akan berada di tingkatan paling bawah dari neraka, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’ [4] : 145)
Muhammad bin Sa’id bin Salim Al-Qahthany dalam kitabnya, Al-Walaa’ wal Baraa’ fil Islaam berkomentar: “Orang-orang kafir dan yang menampakkan permusuhannya terhadap Islam justru lebih ringan siksanya daripada orang-orang munafiq, karena orang kafir berada di tingkat lebih tinggi dalam neraka. Kedua golongan ini (kafir dan munafiq) bersatu dalam kekafiran dan permusuhannya terhadap Allah serta Rasulullah.
Namun orang-orang munafiq lebih parah daripada orang-orang kafir, karena pada diri munafiqin ada kedustaan dan kemunafikan. Bencana yang mereka timpakan terhadap kaum Muslimin lebih besar daripada bencana yang ditimpakan oleh orang-orang kafir. Maka Allah berfirman tentang munafiqin:
“ Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka.” (QS. Al-Munaafiquun [63] : 4)
Bahaya orang-orang munafiq yang bercampur dan bergaul dengan orang-orang Islam —padahal di dalam hatinya terdapat permusuhan kepada agama Islam— jauh lebih besar daripada bahaya orang-orang yang menampakkan permusuhan. Sebab peperangan dengan golongan kedua (musuh yang nampak terang-terangan) bisa dilakukan sehari atau dua hari atau beberapa hari, kemudian berakhir dengan kemenangan. Tetapi dengan orang-orang munafiq? Mereka bergaul bersama di dalam perkampungan, di rumah, pagi dan sore, lalu mereka membocorkan rahasia kepada musuh, mengintai untuk mencari titik kelemahan, tapi tidak bisa menghadapi mereka lewat pertempuran frontal.Sementara itu, bergaul dengan mereka hanya akan menimbulkan aib, mencintai mereka akan memancing kemarahan Allah, dan bahkan akan menyeret ke neraka. (Lihat Muhammad bin Sa’id bin Salim Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, diterjemahkan menjadi Loyalitas Muslim terhadap Islam —Pemahaman Aqidah Salaf—, Ramadhani, Solo, cetakan ketiga, 1994, halaman 144-145)
Betapa dahsyat bahaya Munafiqin itu.Tindakan-tindakan munafiqin sebagai musuh terbesar Islam jelas sangat membahayakan Islam wal Muslimin.
1. Tindakan munafiqin yang paling berbahaya adalah persekongkolan mereka dengan Yahudi dan Nasrani untuk menyerang Islam. Busuknya tingkah munafiqin ini telah dibongkar langsung oleh Allah SWT di beberapa ayat, di antaranya seperti tersebut di ayat (QS. Al-Hasyr [59] : 11) dan (QS. Al-Mujadilah [58] : 14). Yakni bersekongkol dengan kaum yang dimurkai Allah, lagi berdusta.
2. Sifat munafiqin yang paling buruk adalah menolak berhakim kepada syari’at Allah, tetapi berhakim kepada thaghut. (Lihat QS. An-Nisaa’ [4] : 60-63, An-Nur [24] : 47-50). Thaghut ialah orang yang selalu memusuhi Nabi dan kaum Muslimin. Juga orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. Dan berhala-berhala pun termasuk thaghut.
Sifat dan sikap munafiqin itu berbalikan dengan sikap orang mukmin:“Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka ialah ucapan: “kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur [24] : 51).
3. Orang munafiqin itu melemahkan barisan Muslimin dan menjadi mata-mata kafirin. Allah berfirman, yang artinya:Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut berperang, “Sekiranya mereka mau mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.” Katakanlah, “Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran [3] : 168)
Terjadi kegoncangan yang mengangetkan dalam barisan kaum Muslimin ketika Perang Uhud (3H), karena sepertiga (300 orang) dari jumlah pasukan Muslimin (1.000 orang) menarik diri. Pasukan yang menarik diri (300 orang) ini dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Padahal jumlah musuh yakni kafirin Quraisy 3.000 orang dipimpin jago perang Khalid bin Walid yang masih kafir.
Begitu pula penolakan munafiqin untuk bergabung dalam perang Tabuk (9H, perang besar antara Muslimin pimpinan Rasulullah 30.000 orang melawan Nasrani Rumawi) serta keengganan-keengganan lain-lainnya. Allah menjelaskan tentang wala’ (loyalitas) mereka terhadap orang -orang kafir:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan milik Allah.” (QS. An-Nisaa’ [4] : 138-139)
BEZA ORANG MUKMIN DENGAN MUNAFIQ
1. Dalam perang Ahzab atau perang Khandaq (tahun 5 Hijriyah, persekutuan kabilah-kabilah Arab kafir dan Yahudi mengepung dan memerangi Muslimin Madinah) tampak nyata perbedaan sikap antara Mukminin dan Munafiqin.
Orang Mukminin berkata sebagaimana dikisahkan oleh Allah SWT:
“Dan tatkala orang-orang Mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya (yaitu kemenangan sesudah mengalami kesukaran) kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (QS. Al-Ahzaab [33] : 22)
Adapun orang munafiqin keadaan mereka dikisahkan oleh Allah SWT:
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafiq dan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya berkata, “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu”. Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”. Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari.(QS. Al-Ahzaab [33] : 12-13)
2. Sikap beda jauh itu juga terkuak dalam perang Tabuk (9H perang besar antara Muslimin pimpinan Rasulullah SAW 30.000 orang melawan Nasrani Rumawi).
Allah SWT berfirman tentang ahli munafiq:
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) ini merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” . Katakanlah, “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas (nya)”, jikalau mereka mengetahui. Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.(QS. At-Taubah [9] : 81-82)
Allah SWT berfirman tentang orang yang beriman:
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itula (pula) orang-orang yang beruntung.Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah [9] : 88-89)
Jama’ah jum’ah rahimakumullah, Al-Quran telah membongkar keburukan munafiqin.
Allah SWT membongkar keburukan munafiqin dalam Al-Quran di berbagai surat, bahkan surat At-Taubah disebut Surat Al-Fadhihah karena surat itu isinya membongkar keburukan munafiqin. Keburukan munafiqin di antaranya;
  1. Tidak ikut berjihad, mereka lebih mementingkan dunia (lihat At-Taubah [9] : 86-87).
  2. Mengadu domba, marah, dan memfitnah (lihat At-Taubah [9] : 47-48).
  3. Mencela sistem Rasulullah dalam pembagian harta, mereka rela dan marah tergantung kepentingan dunia mereka. (lihat At-Taubah [9] : 58).
  4. Menyakiti Rasulullah SAW (lihat At-Taubah [9] : 61).
  5. Minta maaf atau keridhaan Rasulullah dengan sumpah palsu, padahal Allah dan Rasul-Nya itu yang lebih patut untuk mereka cari keridhaannya. (lihat At-Taubah [9] : 62).
  6. Memerintahkan kemunkaran dan mencegah kebaikan, serta pelit berinfaq di jalan Allah. (lihat At-Taubah [9] : 67).
  7. Mengingkari janji (lihat At-Taubah [9] : 75-77).
  8. 8.     Mencela dan mencibir Mukminin dalam segala hal (lihat At-Taubah [9] : 79).
  9. Memandang berinfaq itu suatu bentuk yang merugikan, dan mereka menunggu-nunggu datangnya marabahaya atas mukminin. (lihat At-Taubah [9] : 98).
  10. Al-Quran tidak menambah pada mereka kecuali hanya menambah kekafiran di atas kekafiran yang telah ada pada mereka. (lihat At-Taubah [9] : 124-125).
  11. Berpaling dan lari dari kebenaran. (lihat At-Taubah [9] : 127).
Bagaimana Metodenya dalam menghadapi Munafiqin sudah ada tuntunannya dari Allah. Di antaranya:
1. Allah memerintahkan jihad dan bersikap keras terhadap mereka.
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah [9] : 73)
Allah memerintahkan tidak bersikap lembut terhadap munafiqin bahkan memerintahkan berjihad melawan mereka dan bersikap keras atas mereka. Sementara itu Allah SWTmemerintahkan bersikap lunak dan hormat terhadap mukminin.Sungguh Allah telah berfirman, yang artinya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’araa’ [26] : 215)
2. Tidak memintakan ampun kepada munafiqin. Karena mereka tidak berhak dimintakan ampun. (lihat At-Taubah [9] : 80, Al-Munaafiquun [63] : 6)
Sementara itu Allah memerintahkan Nabi SAW (dan mukminin) untuk memintakan ampun orang mukminin yang benar. (lihat QS Muhammad [47] : 19, dan Al-Mumtahanah [60] : 12)
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ 
3. Allah melarang Nabi SAW (dan Mukminin) menshalati jenazah munafiq, dan melarang berdiri (mendo’akan) di kuburnya (lihat at-Taubah [9] : 84).
اشْتَرَوْا بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا عَن سَبِيلِهِ ۚ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
4. Allah melarang Nabi SAW (dan mukminin) bergabung dengan munafiqin dalam berperang dan melarang membolehkan mereka ikut berperang. (lihat At-Taubah [9] : 82)
Manhaj Islam adalah mengobarkan semangat jihad kepada mukminin secara umum dan mendorong mereka untuk berperang melawan orang kafir sebagaimana Allah telah berfirman, yang artinya:
فَقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا تُكَلَّفُ إِلَّا نَفْسَكَ ۚ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ عَسَى اللَّهُ أَن يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَاللَّهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنكِيلًا
“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa(Nya).” (QS. An-Nisaa’ [4] : 84)
Perbedaan tegas antara manhaj terhadap mukminin dan manhaj terhadap munafiqin itu karena sifat-sifat dan sikap antara keduanya jelas jauh berbeda. Maka Islam tegas-tegas membedakannya dalam menyikapi yang mukmin di satu pihak dan yang munafq di pihak lain. Tidak boleh dicampur aduk.
Semoga kita Ummat Islam dihindarkan dari bahaya orang-orang munafiqin, dan diselamatkan dari perbuatan yang mengikuti munafiqin. Dan semoga Allah selamatkan Ummat Islam ini dari aneka keburukan yang ditimbulkan oleh kaum munafiqin di mana-mana pun adanya.

50 SIFAT NIFAQ
1. Lupa Kepada Allah SWT
Orang-oang munafiq sering mengingati sesuatu kecuali Allah SWT. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk mengingat (zikir) Allah SWT, kecuali sebagai suatu helah penipuan sahaja.

2. Mempercepat Solat Agar Segera Selesai
Mereka (orang2 munafik) adalah orang yang mempercepatkan solat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam solatnya.
Hadis Nabi SAW:  “Itulah solat orang munafik…lalu mempercepat empat rakaat (solatnya).” 

3. Malas Beribadah Kepada Allah SWT
Firman Allah SWT:  “…Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas…”  (An-Nisa’: 142)
Jika orang munafik pergi ke masjid/surau, dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid/surau dia memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam solat, apa lagi untuk menyemak dan menghayatinya.

4. Melalaikan Solat Fardu
Firman Allah SWT:  “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang solat, (iaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya.” (SurahAl-Ma’un : ayat 4-5)

5 Meninggalkan Solat Jumaat
Rasulullah SAW ketika baginda sedang berkhutbah di atas mimbar, sabdanya:
“Hendaklah orang-orang yang suka meninggalkan Jumaat menghentikan perbuatan mereka itu, atau adakah mereka mahu Allah membutakan hati mereka dan sesudah itu mereka betul-betul menjadi orang yang lalai?” (Hadis Riwayat  Muslim r.a.)

6. Meninggalkan Solat Berjemaah
Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu terluang dan tidak memiliki uzur syari’i, namun tidak mahu mendatangi masjid/surau ketika mendengar panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik.
7. Menghina Nabi dan Sahabat Rasullullah SAW
Termasuk dalam kategori Istihzaa’ (berolok-olok) adalah mempersendakan hal2 yang disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu, Jatuh Kafir.
Firman Allah SWT:  “…Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah SWT, Ayat-Ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman…”  (At-Taubah: 65-66)

8. Mengubah Dan Menyalahguna Ayat-Ayat Allah
Menggunakan dalil dan ayat Al-Quran untuk kepentingan diri semata-mata. Menjadi perosak agama di atas nama agama.

9. Mempersenda Kesucian Agama
Perbuatan mempersenda kesucian Allah dan agama Islam adalah suatu yang amat dibenci dan dilarang dalam Islam kerana ianya seolah-olah menentang sesuatu yang diturunkan Allah.
10. Bersumpah Dengan Selain Nama Allah SWT
Dan dalam hadis Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma; “Sesiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat syirik.” (Hadis riwayat Imam Ahmad)
Dalam hadits lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesiapa bersumpah demi amanat, maka dia tidak termasuk golonganku.” (Hadis riwayat Abu Daud)

11. Sombong Diantara Sesama Manusia
Orang2 munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak cakap dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan selalu mengawalinya dengan bila ungkapan menakjubkan yang meyakinkan agar nampak seperti orang mulia, hebat, berwawasan luas, mengerti, berakal, dan berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak memiliki kemampuan apa pun. Sama sekali tidak memiliki ilmu bahkan lagi terserlah kemunafikannnya.
 12. Riak
Berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu kerana selain daripada Allah SWT dikategorikan sebagai riak. Apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia nampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan Allah SWT.
 13. Melampaui Batas Yang Telah Digariskan Oleh Allah
Perbuatan yang menurut kehendak nafsu sehingga boleh tersesat dan menyesatkan pada jalan yang benar sebagaimana Yahudi dan Nasrani.
 14. Suka Berbantah Dan Bertengkar Sesama Muslim
Sabda Rasulullah SAW:  “Dan apabila bertengkar (berbantah), dia melampau.” 
 15. Fitnah
Menyampaikan keburukan orang lain di kalangan orang ramai supaya mereka membenci atau memusuhinya. Membuat laporan tanpa fakta dan usul periksa serta mengada-adakan cerita. Ia juga tergolong dalam sifat-sifat munafik dan dosa-dosa besar.

16. Mencaci Maki
Tidak berhikmah di dalam berkata-kata dan dalam menyampaikan dakwah. Menggunakan kata-kata kesat terhadap orang lain terutama yang tidak bersependapat dengannya.
Firman Allah SWT:  “…mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan…”  (Al-Ahzab: 19)

17. Mengumpat
Berkata dan menyampaikan sesuatu keburukan orang lain yang tidak benar adalah berdosa kerana ia berupa fitnah. Akan tetapi berkata tentang keburukan orang lain yang benar tetap juga mendapat dosa iaitu dosa mengumpat.

18. Hasad Dengki
Tidak senang dengan kejayaan orang lain. Tidak senang juga jika sesuatu kejayaan itu terhasil di tangan orang lain dan bukan oleh tangannya sendiri.

19. Dusta
Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid :“Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Iaitu seseorang yang berdusta agar orang-orang tertawa.” 
Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda: “Tanda orang munafik ada 3, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta.” 

20. Mungkir Janji
Sabda Rasulullah SAW:  “Tanda orang munafik ada 3: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

21. Bakhil
Orang2 munafik sangat bakhil dalam masalah2 kebajikan. Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan berkecukupan.

22. Mengungkit Kembali Pemberian Kepada Seseorang Dan Menyakiti Hatinya.
Mengungkit kembali pemberian kepada orang lain dengan harapan dikenang jasa dan sumbangannya serta ingin menyakiti hati orang lain. Perbuatan ini dicela didalam Islam bahkan menghilangkan pahala ikhlas.

23. Enggan Berjihad Di Jalan Allah SWT
“Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi penternak-penternak dan gembira hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan menimpakan kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat melucutkan kehinaan itu sehingga kamu kembali kepada Ad dienmu.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

24. Menyembunyikan Ilmu Pengetahuan
Orang-orang yang memiliki ilmu dan apabila ditanya orang lain sedang dia mengetahui persoalan yang ditanyakan itu tetapi tidak menjelaskannya. Ini merupakan perbuatan yang menghalang kemajuan ummat Islam dan dapat menutup kebenaran.

25. Mengkhianati Sesuatu Amanah
Diberi amanah tetapi menyalahgunakan kuasa dan mengkhianati amanah.
Sabda Rasulullah SAW: “Dan apabila berjanji, dia berkhianat.” Sesiapa  memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar’i maka telah hinggap pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

26. Ghasab
Ghasab ialah mengambil atau menguasai harta (tanah) orang lain dengan jalan aniaya, iaitu jalan yang tidak diredhai Islam. Perbuatan ini walaupun dengan mengambil cuma sedikit, adalah termasuk perbuatan dosa besar dan munafik.

27. Memakan Harta Anak Yatim
Orang yang mengambil dan menggunakan harta anak yatim serta orang yang tidak amanah di dalam mentadbir harta anak yatim. Berselindung di atas nama pemegang amanah akan tetapi menggunakan harta anak yatim untuk kepentingan diri sendiri ataupun orang lain hukumnya berdosa besar.

28. Menipu Dalam Jual Beli
Perbuatan menipu ini adalah melibatkan amalan timbang atau sukat sesuatu barang tanpa kadar yang mencukupi atau menjual barangan yang rosak dimana, menimbulkan rasa kecewa dan tidak puas hati pembeli pada akhirnya.

29. Menangguh Pembayaran Hutang
Hutang adalah wajib dibayar. Sabda Rasulullah SAW: “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih ada hutang, maka dia tidak akan masuk syurga sampai hutang itu dilunaskan.” (HR. Ahmad)

30. Membuka Rahsia Orang Lain
Suka mencari-cari keaiban dan rahsia orang lain dan kemudian menyebarkan dan mewar-warkan keburukan dan kelemahan itu samada di dalam majlis rasmi dan kuliah ataupun dengan cara menyampaikan daripada individu kepada individu.

31. Bergaul Dengan Orang Yang Memperolok Al-Quran
Firman Allah SWT:   “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu meminta maaf, kerana kamu telah kafir sesudah beriman.”  (Surah At-Taubah; ayat 65-66).

32. Berasa Aman Daripada Murka Allah Apabila Melakukan Dosa
Apabila seseorang melakukan dosa dan merasa selamat dari kemurkaan dan seksaan Allah, maka anggapan ini adalah berdosa besar dan amalan orang-orang munafik.

33. Bermuka-Muka
Sikap penuh kepura-puraan menjadi musuh kerana sifatnya menjadi gunting dalam lipatan, api dalam sekam, duri dalam daging, talam dua muka, gergaji dua mata dan lidah bercabang dua. Sesungguhnya suatu yang paling ditakuti terhadap apa yang aku takut menimpa ummatku ialah semua munafiqin yang petah lidahnya.

34. Memanggil Orang Dengan Gelaran Buruk Yang Tidak Disukai
Panggilan yang buruk ialah gelaran-gelaran yang tidak disukai oleh orang yang digelari dengan gelaran itu, seperti panggilan hai fasiq, hai kafir, hai pelacur, hai penjudi, dan lain-lain. Lebih-lebih lagi sekiranya orang tersebut sememangnya beriman dan telah bertaubat.
“Orang-orang yang beriman seperti satu jasad, sekiranya satu anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakitnya dan demam.” (Ibnu Jarir)
Firman Allah SWT:   “Neraka Wail (kecelakaaan yang amat besar) bagi setiap Luzamah (orang yang mencela dengan ucapan) dan Huzamah (orang yang mencela dengan perbuatan).” (Surah Al Humazah: 1)

35. Menuduh Orang Beriman Bodoh
Orang Munafik mempunyai pendirian yang lemah dan amat sedikit memiliki ilmu pengetahuan tentang perjara yang bermanfaat dan memudharatkan. Justeru, mereka menuduh orang beriman bodoh atau kurangf ilmu pengetahaun dalam urusan kehidupan.

36. Memutuskan Silaturrahim
Memisah dan merosakkan hubungan silaturahim, merosakkan hubungan sesama keluarga, sahabat handai, sesama jemaah ataupun organisasi mahupun sesama masyarakat.

37. Memecahbelahkan Perpaduan Kaum Muslimin
Menjadi batu api serta membuat laporan dan menaburkan fitnah sehingga berlaku perpecahan dan hilang kasih sayang di kalangan sesama umat Islam.

38. Menyembunyikan Persaksian Pada Jalan Yang Benar
Sebagai orang yang beriman,umat Islam tidak seharusnya sedia menjadi saksi yang palsu atau dusta dalam member keterangan bagi menyelesaikan sesuatu perkara pada jalan yang benar.Justeru itu,berdusta ketika menjadi saksi adalah golongan orang-orang munafik dan dibenci oleh Allah SWT.
“Dan janganlah kamu menyembunyikan perkara yang dipersaksikan itu. Dan sesiapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah:283)
39. Menghalalkan Perkara Yang Haram
Menjadikan matlamat sebagai sasaran utama sehinggakan sanggup melanggar batas aqidah, syariat dan akhlak. Matlamat tidak menghalalkan cara.

40. Menyanjung Dan Memuji Orang Tanpa Diketahui Keadaan Sebenarnya

41. Membazir Dalam Memanfaatkan Nikmat Allah
Membuat sesuatu perkara dan keputusan kemudian merubah semula dalam masa yang singkat, umpama membina rumah kemudian diruntuhkan semula.

42. Melakukan Dosa Dan Kemungkaran Secara Sembunyi
Berpura-pura melakukan kebaikan di tengah2 orang ramai dan gemar melakukan kemungkaran di belakang orang adalah dibenci Allah SWT.
Firman Allah SWT:  “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahsia yang Allah tidak redhai…”  (An-Nisa’: 108)

43. Menghalang Orang Daripada Mengamalkan Ajaran Islam

44. Menyuruh Yang Mungkar Dan Melarang Yang Makruf
Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang2 beriman. Mereka menggembar-gemburkan tentang kemerdekaan wanita, persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konsert, menyebarkan majalah2 porno dan narkotik.

45. Suka Kepada Kesesatan Dan Suka Menyesatkan Orang

46. Berasa Gembira Apabila Musibah Menimpa Orang Beriman.
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: “Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu… semoga Allah memberi kesabaran kepada kami dan beliau.” Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan bangga akan musibah itu.
47. Membuat kerosakan di muka bumi
Membuat kerosakan di muka bumi seperti menggondolkan hutan dan bukit bukau tanpa mengadakan perbaikan. 
Firman Allah SWT:  



“Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan kebaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerosakan, tetapi mereka tidak sedar.”  (Al-Baqarah: 11-12)

48. Berputus Asa Dalam Menghadapi Cabaran Hidup

49. Keluh Kesah Apabila Ditimpa Musibah

50. Mengingkari Takdir Allah SWT
Orang munafik selalu membantah dan tidak redha dengan takdir Allah SWT.Sesungguhnya orang yang tidak dapat menerima kekalahan dan menolak, membenci atau mengingakari takdir Allah, tergolong dalam golongan kufur, rosak iman dan mendapat azab serta kemurkaan Allah SWT.
.
Ingatlah Allah SWT  berfirman dalamAl-Quran:

  الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُ‌ونَ بِالْمُنكَرِ‌ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُ‌وفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّـهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴿٦٧

“Orang-orang munafik lelaki dan perempuan, setengahnya adalah sama dengan setengahnya yang lain; mereka masing-masing menyuruh dengan perbuatan yang jahat, dan melarang dari perbuatan yang baik, dan mereka juga menggenggam tangannya. Mereka telah melupakan (tidak menghiraukan perintah) Allah dan Allah juga melupakan (tidak menghiraukan) mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu, merekalah orang-orang yang fasik.”(Surah At-Taubah, ayat 67)

Tiada ulasan: