Keluarnya Dajjal merupakan satu perkara yang pasti.
Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga orang yang beriman semestinya mengetahui sifat serta fitnah-fitnah
Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menerangkan:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati Dajjal dengan penjelasan
yang gamblang bagi orang yang punya hati. Sifat-sifat tersebut semuanya jelek,
yang nampak jelas bagi orang yang mempunyai indera yang sehat. Namun orang yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan akan celaka tetap mengikuti Dajjal dalam
pengakuannya yang dusta dan dungu, serta diharamkan untuk mengikuti al-haq….”
Apakah Dajjal itu Manusia?
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata:
“Ya. Dajjal adalah manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan
Dajjal adalah setan. Sebagian lagi menyatakan bapaknya manusia, ibunya dari
bangsa jin. Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan,
minum, dan lainnya. Oleh karena itu, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuhnya dengan
cara membunuh manusia biasa.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/275)
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata:
“Hadits-hadits ini adalah hujjah bagi Ahlus Sunnah akan benarnya keberadaan
Dajjal, bahwa Dajjal adalah satu sosok tubuh yang merupakan ujian dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dia
kemampuan melakukan beberapa hal, seperti menghidupkan orang mati yang ia
bunuh, memunculkan kesuburan, membawa sungai, syurga dan neraka, perbendaharaan
bumi mengikuti dirinya, memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan,
memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Itu semua
terjadi dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu, ia tak mampu melakukannya,
tidak mampu membunuh seorang laki-laki (yang sebelumnya dibunuh kemudian
dihidupkan kembali olehnya) ataupun lainnya….”
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “(Yang
benar) Dajjal adalah manusia. Fitnahnya lebih besar dari fitnah-fitnah yang
lain, sebagaimana diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191)
Dakwah Dajjal
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan, awal mula ia keluar menyeru kepada
Islam, mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi, setelah itu
mengaku sebagai ilah.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/268, lihat Qishshatu Dajjal wa
Nuzul ‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Sifat-sifat dan
Bentuk Fizikalnya
1. Seorang pemuda yang berambut keriting dan kusut
masai.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ
قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting
rambutnya, hilang cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul
‘Uzza bin Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain: “Rambutnya kusut.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ
بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ
حُبُكٌ -ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ:
لَسْتَ رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ
أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yang menyesatkan, rambut
di belakangnya keriting seperti terjalin atau dipintal, beliau ucapkan tiga
kali, Dia akan berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’. Barangsiapa yang berkata:
‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adalah Allah, kepada-Nyalah kami bertawakal
dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu’,
nescaya Dajjal tak mampu mengalahkannya.” (Ash-Shahihah no. 2808)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits
ini merupakan dalil yang tegas bahwa Dajjal akbar (terbesar) adalah manusia
yang punya kepala dan rambut. Bukan sesuatu yang maknawi atau kiasan dari
kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang lemah imannya….” (Silsilah
Ahadits Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no. 2808)
2. Matanya
Dia adalah seorang yang buta sebelah, sedangkan
Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dalam hadits yang
mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
قَامَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ
أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ
نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ
وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ،
تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di hadapan manusia, menyanjung
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian
menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada
seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh
‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan
kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya.
Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim no. 2930)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَسِيْحَ
الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya Dajjal buta matanya yang kanan,
matanya seperti anggur yang menonjol.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2932)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ
أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛
إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ
فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ
كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Mahukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal
yang telah disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah,
membawa sesuatu seperti syurga dan neraka. Yang dia katakan syurga pada
hakikatnya adalah neraka, aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh
‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
هُوَ أَعْوَرُ
هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى
بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ
بِأَعْوَرَ
“Dajjal matanya buta sebelah, kulitnya putih.”
(Dalam satu riwayat): “Kulitnya putih seperti keledai putih. Kepalanya kecil
dan banyak gerak, mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang
yang binasa (mengikuti fitnahnya), ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta
sebelah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu
berkata: Sanadnya shahih menurut syarat Muslim, Ash-Shahihah, no. 1193)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits
ini menunjukkan Dajjal akbar adalah manusia yang mempunyai sifat seperti
manusia. Tambahan pula Rasulullah menyamakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan,
seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak dalil yang membatilkan
takwil sebagian orang yang menyatakan Dajjal bukanlah sosok fizikal, tapi rumuz
(simbol) kemajuan Eropa berikut kemegahan serta fitnahnya. (Yang haq) Dajjal
adalah manusia, fitnahnya lebih besar dari fitnah yang ada di muka bumi,
sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191)
Tulisan di antara Kedua Matanya
Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang boleh dibaca oleh mukmin yang mampu baca tulis ataupun
tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ
إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ
وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan
umatnya dari Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah dia buta, adapun Rabb
kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal :ك ف ر -yakni: kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dari ‘Umar bin Tsabit Al-Anshari rahimahullah,
beliau mendapatkan berita dari sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata memperingatkan manusia dari Dajjal:
إِنَّهُ
مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguhnya tertulis di antara dua matanya ك ف ر, akan boleh membacanya orang yang membenci amalannya -atau akan
membacanya semua mukmin.” (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ
مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Yang
benar dan ini adalah ucapan para ulama muhaqqiqin: Tulisan (yang ada di antara
kedua mata Dajjal, -pen.) adalah hakiki adanya sesuai dzahirnya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala jadikan sebagai tanda di antara sekian tanda kekufuran,
kedustaan, dan kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tampakkan kepada seluruh
mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala
sembunyikan (tanda tersebut) dari orang yang diinginkan kesesatannya dan
terkena fitnahnya.” (Syarh Muslim, 9/294)
Pengikut Dajjal
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَتْبَعُ
الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ
الطَّيَالِسَةُ
“Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan
(sebuah kota di Iran) 70.000 orang, (tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis
kain yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)
Pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi dan
orang-orang yang jahat. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا
أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيْكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَكَرْتُ
الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوْهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ
الدَّجَّالُ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ
يَخْرُجُ فِي يَهُوْدِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِيْنَةَ فَيَنْزِلَ
نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا
مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
“Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku
sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Aku
menjawab: ‘Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun menangis.’ Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih berada
di antara kalian nescaya aku akan mencukupi (melindungi) kalian. Jika dia
keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal
keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan
berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu,
setiap celahnya ada dua malaikat yang berjaga. Maka keluarlah orang-orang jahat
dari Madinah mendatangi Dajjal ….” (HR. Ahmad, Abdullah bin Ahmad, Ibnu Hibban.
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Sanadnya shahih)
Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa Dajjal
akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ،
كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai)
membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar
sekelompok mereka, maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah
mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455)
Macam-macam Fitnahnya
Fitnah yang dilakukan Dajjal banyak sekali, di
antaranya:
1. Bersamanya ada surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ
أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ
فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, kerinting
rambutnya, bersamanya syurga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan syurganya
adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya
kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ
إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ
فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ:
أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي
اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ…
“Keluarlah
pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata:
‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata (kepada pengikutnya):
‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian
masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan
menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
Riwayat Penuh :
رقم الحديث: 5233
(حديث مرفوع) حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ ، وَالْحَسَنُ الْحُلْوَانِيُّ ، وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ ، وَالسِّيَاقُ لِعَبْدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي ، وقَالَ الْآخَرَانِ : حَدَّثَنَايَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ ، حَدَّثَنَا أَبِي ، عَنْ صَالِحٍ ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ، أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنِ الدَّجَّالِ ، فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا ، قَالَ : " يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ ، فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ ، أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ ، فَيَقُولُ لَهُ : أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ ؟ ، فَيَقُولُ الدَّجَّالُ : أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ ؟ ، فَيَقُولُونَ : لَا ، قَالَ : فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ ، فَيَقُولُ : حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ ، قَالَ : فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ ، فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ ، قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ : يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام " ، وحَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ ، عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ .
(حديث مرفوع) حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ ، وَالْحَسَنُ الْحُلْوَانِيُّ ، وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ ، وَالسِّيَاقُ لِعَبْدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي ، وقَالَ الْآخَرَانِ : حَدَّثَنَايَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ ، حَدَّثَنَا أَبِي ، عَنْ صَالِحٍ ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ، أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنِ الدَّجَّالِ ، فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا ، قَالَ : " يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ ، فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ ، أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ ، فَيَقُولُ لَهُ : أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ ؟ ، فَيَقُولُ الدَّجَّالُ : أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ ؟ ، فَيَقُولُونَ : لَا ، قَالَ : فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ ، فَيَقُولُ : حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ ، قَالَ : فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ ، فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ ، قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ : يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام " ، وحَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ ، عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ .
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya
kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu
turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ
وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“…Dia datang kepada satu kaum menyeru mereka.
Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan
langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka
turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima
dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu
‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ.
فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ
“…Dia mendatangi yang runtuh dan binasa sambil
berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya
mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api,
dan air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ
وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya,
sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka
dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang
Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا
الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ
النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ
فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air
dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa
yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
Cara-cara Mengatasi Dajjal
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman
akan keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang demikian dahsyat, hendaknya ia
mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan fitnahnya. Di
antara amalan tersebut:
1. Minta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dari kejelekan fitnahnya, memperbanyak minta perlindungan darinya
terutama setelah tasyahud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ
يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang kalian selesai dari tasyahud
akhir mintalah perlindungan dari empat perkara: ‘Ya Allah, aku berlindung
kepadamu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah waktu hidup dan
waktu mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat
Al-Kahfi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ
الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari
surat Al-Kahfi, akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim)
3. Menjauhinya, tidak mendatanginya kecuali seorang
yang yakin tak akan terkena mudarat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيْهِ
وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ
حَتَّى يَتَّبِعَهُ
“Barangsiapa mendengar (keluarnya) Dajjal hendaknya
menjauh darinya. Demi Allah, sungguh ada seorang yang mendatanginya merasa
dirinya beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal dikarenakan syubhat-syubhat yang
dilontarkan Dajjal.” (HR. Ahmad)
4. Tinggal di Makkah dan Madinah
Karena keduanya adalah negeri yang aman tak bisa
dimasuki Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ
لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ
يَحْرُسُوْنَهَا
“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan dimasuki
Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Dia tidak mendapati celah/ jalan masuk
kecuali padanya ada malaikat yang berbaris menjaganya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Dan termasuk yang terjaga dari Dajjal juga adalah
Masjidil Aqsha serta bukit Tursina (dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban
sebagaimana dalam Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari nash-nash yang kita dapatkan tentang Dajjal,
kita dapatkan kesimpulan:
1. Luasnya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada
hamba-hamba-Nya, karena Dia telah membekali mereka dengan senjata yang bisa
mematahkan hujjah dan fitnah Dajjal. Ini terwujud dengan penjelasan sifat-sifat
yang menunjukkan kedustaannya, kaum mukmin diberi kemampuan untuk membaca apa
yang tertulis di kening Dajjal yang menunjukkan kekufurannya. Juga Allah
Subhanahu wa Ta’ala bimbing kita untuk menghafal sepuluh ayat pertama dalam
surat Al-Kahfi sebagai tameng dari Dajjal.
2. Dajjal adalah sosok manusia yang telah sangat
jelas sifat-sifatnya sebagai manusia. Ini membantah ucapan orang sesat dan
ahlul bid’ah yang menyatakan Dajjal hanyalah sosok fiktif belaka atau hanyalah
simbol dari tersebarnya kerusakan.
3. Dajjal mempunyai sifat dan fitnah-fitnah yang
telah digambarkan dengan rinci: keluarnya di akhir jaman, muncul dari arah
Syam, tinggal selama 40 hari, diberi kemampuan mematikan dan menghidupkan,
membawa surga dan neraka, tertulis di antara dua matanya ك ف ر, dan sifat lainnya. Ini membantah ucapan yang menyatakan bahwa
Dajjal adalah Sri Sathya Sai Baba dari India, atau kiasan dari kemajuan serta
fitnah Eropa.
Wa akhiru da’wana anil hamdulillahi Rabbbil
‘alamin.
1 Dalam hal ini terdapat perbedaan riwayat,
sebagian menyatakan yang kiri dan sebagaian menyatakan yang kanan. Sebagian
ulama mengkompromikan riwayat-riwayat tersebut dengan mengatakan bahwa mata
yang kanan terhapus dan tidak bercahaya, sedangkan pada mata yang kiri terdapat
sepotong daging yang menonjol. (ed)
TEKS HADIS PENUH TENTANG DAJJAL
TEKS HADIS PENUH TENTANG DAJJAL
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ ،
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ ،
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ الطَّائِيُّقَاضِي حِمْصَ
، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرٍ ، عَنْ
أَبِيهِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ الْحَضْرَمِيِّ ،
أَنَّهُ سَمِعَ النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ .
ح وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الرَّازِيُّ وَاللَّفْظُ
لَهُ ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ ،
عَنْ يَحْيَى بْنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ ،
عَنْ أَبِيهِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ ، عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ ، قَالَ :
ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ
ذَاتَ غَدَاةٍ ، فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ
النَّخْلِ ، فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِينَا ، فَقَالَ : "
مَا شَأْنُكُمْ ؟ " ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، ذَكَرْتَ
الدَّجَّالَ غَدَاةً ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي
طَائِفَةِ النَّخْلِ ، فَقَالَ : " غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي
عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ ، وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ ،
وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ ، فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللَّهُ خَلِيفَتِي
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي
أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ ،
فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً
بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا ، يَا
عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا " قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا
لَبْثُهُ فِي الْأَرْضِ ؟ ، قَالَ : " أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ
، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ
" ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ
أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ ؟ ، قَالَ : لَا اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ
" ، قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ ؟ ،
قَالَ : " كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ ، فَيَأْتِي عَلَى
الْقَوْمِ ، فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ ،
فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ ، وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ ، فَتَرُوحُ
عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا ،
وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِي الْقَوْمَ ، فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ
عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ
بِأَيْدِيهِمْ شَيْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ ، فَيَقُولُ :
لَهَا أَخْرِجِي كُنُوزَكِ ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ
ثُمَّ يَدْعُو رَجُلًا مُمْتَلِئًا شَبَابًا ، فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ
فَيَقْطَعُهُ جَزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الْغَرَضِ ثُمَّ يَدْعُوهُ ، فَيُقْبِلُ
وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ
الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ
شَرْقِيَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى
أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ ، وَإِذَا رَفَعَهُ
تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ ، فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ
نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ ،
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ ، فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِي
عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ ، فَيَمْسَحُ عَنْ
وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ ، فَبَيْنَمَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا
لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ ،
وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ
، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ ، فَيَشْرَبُونَ مَا
فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ ، فَيَقُولُونَ : لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً
مَاءٌ ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى ، وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ
رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ
الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّه عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ
عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ ، ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى
الْأَرْضِ ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ
زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ
إِلَى اللَّهِ ، فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ ،
فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ
مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ ، وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ
حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ، ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ : أَنْبِتِي
ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ ، فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ
الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا ، وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى
أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ ،
وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِي الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ ،
وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِي الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ ، فَبَيْنَمَا
هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ
آبَاطِهِمْ ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى
شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ ، فَعَلَيْهِمْ
تَقُومُ السَّاعَةُ " ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ
جَابِرٍ ، وَالْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ ، قَالَ ابْنُ
حُجْرٍ : دَخَلَ حَدِيثُ أَحَدِهِمَا فِي حَدِيثِ الْآخَرِ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ ، نَحْوَ مَا ذَكَرْنَا وَزَادَ بَعْدَ قَوْلِهِ لَقَدْ كَانَ
بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ ، ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ
الْخَمَرِ ، وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَيَقُولُونَ : لَقَدْ
قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ ، فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ ،
فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ ، فَيَرُدُّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا ، وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ حُجْرٍ ، فَإِنِّي قَدْ
أَنْزَلْتُ عِبَادً إلي لَا يَدَيْ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ .
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan