1. PENDAHULUAN
Malam Qodar adalah kurniaan Allah kepada umat terakhir iaitu umat Islam.
Merupakan salah satu kelebihan dari kelebihan Umat terakhir. Justeru umur umat
Islam tidak panjang sebagaimana umat-umat yang lain, maka Allah memberi gantian
kepada kekurangan umur tersebut dengan diberi gandaan pahala terhadap ibadat
yang dilakukan.
Bagi sesiapa yang ingin bertemu dengan malam ini, mestilah pasang niat serta buat lah solat hajat bermula dari awal lagi, agar Allah mengurniakannya Malam QOdar pada setiap kali datangnya bulan Ramadhan.
Bagi sesiapa yang ingin bertemu dengan malam ini, mestilah pasang niat serta buat lah solat hajat bermula dari awal lagi, agar Allah mengurniakannya Malam QOdar pada setiap kali datangnya bulan Ramadhan.
2. KELEBIHAN UMAT ISLAM SEBAGAI UMAT AKHIR ZAMAN
2.1 Sebagai Umat Pilihan
Firman Allah Ta’ala :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik (Ali Imran)
2.2 Pahala Berlipat Ganda
إِنْ
تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ
وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun (At Taghabun)
مَنْ
جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ
فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
160 . Barangsiapa membawa amal yang baik,
maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa
perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) (Al An’am)
ومن رحمته أن يضاعف أجر الأعمال الصالحة إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا
يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ [التغابن:17] وأقل
ما تضاعف به الحسنة عشرة أضعاف: مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا [الأنعام:160] أما
السيئة فلا تجزى إلا مثلها وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ
فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا [الأنعام:160]. وهذا
مقتضى عدله تبارك وتعالى. ومن الأعمال التي أخبر الرسول صلى الله عليه وسلم أنها
تضاعف عشرة أضعاف قراءة القرآن عن ابن مسعود قال: قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: ((من قرأ حرفًا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر
أمثالها لا أقول الم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف)
2.3 Syafa'at Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya Nabi yang
dapat memberikan syafaat atau pertolongan untuk umatnya di akhir zaman nanti.
Sedangkan umat terdahulu tidak mempunyai pembela sebagaimana umatnya Nabi
Muhammad.
Keistimewaan itu merupakan kasih sayang Allah terhadap umatnya Nabi Muhammad SAW. Maka itu, perbanyaklah membaza dzikir dan salawat untuk Nabi Muhammad sebagai kecintaan kita terhadap beliau.
Keistimewaan itu merupakan kasih sayang Allah terhadap umatnya Nabi Muhammad SAW. Maka itu, perbanyaklah membaza dzikir dan salawat untuk Nabi Muhammad sebagai kecintaan kita terhadap beliau.
2.4 Penangguhan
Siksaan di Dunia
Umat Nabi Muhammad SAW tidak akan disiksa oleh
Allah hingga tiba hari akhirat kelak. Nabi Muhammad SAW telah memohon kepada
Allah supaya memberikan peluang kepada umatnya agar bisa bertaubat kepada Allah
terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Meski demikian, manusia adalah ciptaan Allah yang
mempunyai potensi berbuat baik atau jahat, taat atau durhaka. Setiap orang
pernah berbuat dosa, kecuali yang dijaga Allah darinya.
"Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia
disebabkan yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas
permukaan bumi ini satu makhluk melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan
mereka sampai waktu yang telah ditentukan. Maka apabila datang ajal mereka,
maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Faathir: 45)
2.5 Malam Lailatul Qodar
Umat Nabi Muhammad diberikah malam seribu bulan
atau Malam Lailatul Qodar. Malam yang hanya ada pada bulan Ramadan. Karena,
sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul tidak ada bulan Ramadan atau bulan
Ummatku (umat Nabi Muhammad).
2.6 Disebut Dalam Kitab-kitab Terdahulu
Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Abu Hurairah Radliyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, bahwa ketika Nabi Musa diberi
kitab Taurat, maka di dalamnya ia menemukan kabar tentang umat ini.
Lalu Nabi Musa As bertanya kepada Allah: "Ya Tuhanku!. Aku menemukan
dalam lembaran-lembaran Taurat berita tentang umat yang disebut sebagai umat
yang paling akhir dan paling terdepan. Maka jadikanlah mereka sebagai
umatku".
Allah menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad".
Nabi Musa bersabda: "Aku menemukan dalam lembaran Taurat umat yang
kitab sucinya berada di hati mereka, sementara mereka membacanya. Jadikan
mereka umatku!".
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad" : Nabi Musa bersabda: "Ya Allah!. Aku menemukan dalam lembaran Taurat, umat yang dihalalkan makan harta rampasan (fa'i). Jadikan mereka umatku!".Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad" :
Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad" : Nabi Musa bersabda: "Ya Allah!. Aku menemukan dalam lembaran Taurat, umat yang dihalalkan makan harta rampasan (fa'i). Jadikan mereka umatku!".Allah berfirman: "Mereka adalah umat Muhammad" :
Nabi Musa bersabda: Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang
menjadikan shadaqah dalam perut mereka, sementara mereka mendapatkan pahala.
Jadikan mereka umatku!".Allah berfirman: "Mereka adalah umat
Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat, umat yang
ketika salah satu mereka menginginkan satu kebaikan tetapi tidak melakukankan,
maka akan diberi satu pahala. Jika dilakukan, maka akan dicatat dengan 10
kebaikan. Jadikan mereka umatku!". Allah berfirman: "Mereka adalah
umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menermukan dalam Taurat, umat
yang ketika di antara mereka menginginkan keburukan, lalu tidak dilakukannya,
maka tidak akan dicatat baginya sesuatupun. Dan jika ia melakukannya maka hanya
dicatatan satu keburukan. Jadikan mereka umatku!"Allah berfirman:
"Mereka adalah umat Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Aku menemukan dalam Taurat umat yang
diberi ilmu yang pertama dan ilmu yang terakhir. Lalu mereka memerangi Dajjal.
Jadikan mereka umatku!" Allah berfirman: "Mereka adalah umat
Muhammad"
Nabi Musa bersabda: "Ya Allah! Jadikanlah aku sebagai umat Muhammad.
Jika demikian, maka aku telah diberi dua perkara".
Allah berfirman: "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu di atas manusia dengan risalah dan kalamKu. Maka ambilah apa yang telah aku beri dan jadilah engkau dari golongan orang-orang yang bersyukur".
Nabi Musa bersabda: "Aku ridho Wahai Tuhanku!".
2.7 Dihalalkan Ghanimah
Ghanimah adalah hasil rampasan perang. Harta ini halal bagi umat Muhammad dengan segala ketentuan yang telah disyariatkan. Bagi umat terdahulu ghanimah tidak dihalalkan
2.8 Disucikannya Bumi
Bagi umat terdahulu, tidak semua bumi suci, sehingga mereka tidak
melakukan ibadah kecuali di dalam tempat-tempat peribadatan mereka. Bagi umat
Muhammad, seluruh bagian bumi suci dan sah untuk dijadikan tempat salat.
Debunya juga suci, sehingga sah untuk dijadikan alat untuk bertayammum.
Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
"Telah dijadikan bumi kesemuanya bagiku dan umatku sebagai masjid
dan suci"
2.9 Disyariatkannya Wudlu
2.9 Disyariatkannya Wudlu
Al-Halimi menuturkan dalam hadits Al-Bukhari
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil di akhirat nanti dengan
panggilan Ghurrah muhajjalin, karena atsar wudlu".
عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ رَقِيتُ مَعَ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَلَى ظَهْرِ الْمَسْجِدِ فَتَوَضَّأَ فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ
أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ
فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan, bahwa apa yang
disampaikan Al-Halimi ini perlu dipertimbangkan. Karena dalam Al-Bukhari juga
disebutkan kisah Sarah bersama malaikan yang memberinya Hajar, bahwa Sarah
ketika Malaikat ingin mendekatinya, maka ia berdiri, berwudlu dan melakukan
salat.
3. MALAM QODAR (LAILATUL QODAR)
Surah Menyebut Tentang Malam Qodar
سْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ { 1 } وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ { 2 } لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ { 3 } تَنَزَّلُ
الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ { 4 }
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ { 5 } سورة القدر آية 1-5 .
·
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan (al Quran) ini pada Malam Laitatul-Qadar.
·
Dan
apajalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam
Lailatul-Qadaritu?"
·
Malam
Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan
·
Pada
Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa
segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut
·
"Sejahteralah
Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!
3.2 Malam Diturunkan Al Quran
Malam tersebut adalah merupakan malam terpenting yang menjadikan bulan
Ramadhan itu sangat berkat dan dipenuhi dengan rahmat Allah, Firman Allah
Ta’ala
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِى اَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْاَنُ هُدًى للِّنَّاسِ وَبَيِنَتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itual-Baqarah, 2: 185)
3.3 Sebab Turun Surah Al Qodar
Dalam suatu riwayat
ada dikemukakan bahawa Rasulullah s.a.w. pernah menyebut tentang seorang dari
Bani Israel yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu
bulan secara berterusan. Kaum Muslimin berasa kagum dengan perjuangan orang
tersebut.
Maka Allah menurunkan
ayat ini (Surah al Qadr: 97: 1-3) yang menerangkan bahawa satu malam lailatul
qadar itu lebih lebih baik daripada perjuangan Bani Israel selama 1000 bulan. (Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dan al Wahidi dari Mujahid)
3.3.1 Kisah Bani Israel
Dalam riwayat lain ada
dikemukakan bahawa pada zaman Bani Israel terdapat seorang lelaki yang
beribadat pada malam hari dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya.
Perbuatan ini dilakukan selama seribu bulan.
Maka Allah menurunkan
ayat ini (Surah al Qadr: 97: 1-3) yang menjelaskan bahawa satu malam
lailatulqadarliu adalah lebih baik daripada amalan 1000 bulan Bani Israel
tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Mujahid)
Pemuda bani Israil
bernama Syam`un Al-Ghazy – Lelaki yang beribadah 1000 bulan
Pada suatu saat
malaikat Jibril AS datang menemui nabi Muhammad SAW, kemudian menuturkan cerita
tentang seorang laki-laki. Nama orang itu adalah Syam`un Al Ghazy, dia telah
memerangi orang-orang kafir selama seribu bulan, sedangkan senjata yang
digunakannya hanyalah jenggot unta.
Dikisahkan setiap kali
dia memukul orang kafir dengan janggut untanya tersebut, maka sudah dapat
dipastikan orang yang bersangkutan akan langsung tewas. Entah sudah berapa
banyak orang yang mati ditangan Syam`un yang memiliki senjata yang sangat aneh
itu.
Khianat Isteri Syam’un
Menghadapi kekuatan
Syam`un yang teramat sulit ditandingi, maka orang- orang kafir yang jumlahnya
tak terhitung itu merasa kewalahan. Dan karena sudah kehabisan cara, akhirnya
mereka berusaha memujuk isteri Syam`un yang juga termasuk orang kafir, agar mau
diajak bersekongol untuk bersama-sama membunuhnya. Firman Allah Ta’ala :
ضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ
كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ
يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ
الدَّاخِلِينَ
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth
sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan
dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat
membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):
"Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk
(jahannam)".
“Kami akan memberimu wang
dan harta yang sangat banyak, agar engkau bersedia membunuh suamimu!” kata
salah seorang diantara kafir itu kepada isteri Syam`un.
“Saya tidak mampu
membunuhnya,” jawab isteri Syam`un.
“Kami akan memberimu
tali yang sangat kuat. Dengan tali itu, ikatlah kedua tangan dan kakinya sewaktu
tidur. Setelah itu kamilah nanti yang akan membunuhnya,” kata orang kafir itu
lagi.
Wanita kafir ini pun
menyanggupinya, dan berhasil melakukan apa yang diperintahkan oleh orang- orang
yang memusuhi suaminya.
Isteri Yang Khianat Melaksanakan Misi Jahatnya
Alkisah, ketika bangun
tidur, tentu Syam`un merasa sangat terkejut mendapati kedua tangan serta
kakinya sudah dalam keadaan terikat dengan tali yangi sangat kuat.
“Siapa gerangan
orang-orang yang telah mengikat saya” tanya Syam’un sambil menatap isterjnya.
“Akulah yang telah
mengikatmu, sekadar untuk mencoba kekuatanmu saja”, jawab isterinya. Rupanya
sang isteri sengaja menjawab demikian dengan pertimbangan bila ternyata
suaminya nanti mampu melepaskan- . diri dari ikatan itu, maka hal itu tak akan
membahayakan dirinya. Kenyataannya Syam’un memang berhasil melepaskan diri.
Tak berhasil dengan
cara itu, orang-orang kafir itu kemudian datang lagi sambil membawa rantai yang
sangat kokoh. Isteri Syam’un lagi-lagi menyatakan kesediaannya untuk melakukan
apa yang dikehendaki oleh mereka dan berhasil. Lalu suaminya diikat dengan
menggunakan rantai tersebut.
“Siapakah orang yang
telah mengikat saya dengan rantai ini ? tanya Syam`un kepada isterinya, saat
terbangun dari tidurnya.
“Saya yang melakukan
itu, sekadar untuk menguji kekuatanmu” ,jawab isterinya.. .
Maka Syam`un pun lalu
menarik tangannya, dan seketika rantai yang membelenggu tangan serta kakinya
langsung terputus.
“Hai isteriku, saya
adalah seorang Wali Allah. Tak ada seorangpun yang akan sanggup merontokkan
kekuatan saya, kecuali rambutku ini!” jelas Syam`un. Perlu diketahui, laki-laki
yang dinugerahi karamah luar biasa oleh Allah SWT ini memang rnemiliki rambut
yang sangat panjang. Disitulah rupanya letak kekuatannya (Kisah ini lah yang
meng-inspirasikan kisah Samson)
Isteri Syam’un pun memastikan
baik- baik apa yang dikatakan oleh suaminya itu. Malam harinya dengan nekad dia
kemudian memotong rambut Syam`un selagi Syam`un sedang tidur, dan mengikatnya.
Alat atau tali yang digunakan untuk mengikat tak lain adalah rambutnya itu
pula.
Ketika Syam`un
terbangun dari tidurnya, lagi-lagi dia merasa terkejut karena tubuhnya telah
dalam keadaan terikat.
“Siapakah yang telah
mengikat tubuhku ini?” tanyanya kemudian. Dan isterinya pun memberi jawaban
sama seperti yang sudah-sudah.
Syam`un menarik tali
yang mengikat tubuhnya. Tetapi kali ini, meskipun sudah berusaha dengan sekuat
tenaga, dia tetap tak bisa melepaskan tali pengikat yang terbuat dari rambut
kepalanya sendiri itu.
Menyerahkan Syam’un Kepada Musuh
Menyaksikan usahanya
telah berhasil, isteri Syam`un buru-buru menemui orang kafir dan menceritakan
apa yang terjadi. Maka segeralah mereka menemui Syam`un lalu membawanya
ke tempat penjagalan manusia. Laki-laki ini diikat disebuah tiang yang ada
disitu dan orang-orang kafir itu kemudian memotong- motong anggota tubuhnya.
Dengan sadisnya mereka mencungkil matanya, memotong kedua tangan dan kakinya,
telinganya, lidahnya, bibirnya ,dan lain-lain.
Allah Menyelamatkan WaliNya
Namun Allah SWT tak
membiarkan seorang wali-Nya menderita seperti itu terlalu panjang. Dia lalu
berfirman kepada Syam`un : “Apakah yang engkau kehendaki Syam`un?”
Syam`un pun menjawab,
“Saya menghendaki agar Engkau memberi kekuatan kepada saya, sehingga nantinya
mampu meruntuhkan tiang bangunan dan reruntuhannya menimpa mereka.”
“Allah SWT pun
memberikan kekuatan luar biasa kepadanya. Lalu Syan`un menggerakkan tubuhnya,
menyebabkan tiang bangunan menjadi patah berantakan, disusul ambruknya seluruh
badan bangunan tersebut menimpa orang-orang kafir, mereka, termasuk isteri
Syam`un semuanya langsung tewas.
Adapun Syam`un sendiri
diselamatkan oleh Allah SWT, bahkan Dia juga mengembalikan semua anggota
tubuhnya. Setelah itu Syam`un beribadah kepada Allah SWT siang malam selama
seribu bulan…
Salah seorang diantara
para sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengetahui?”
(maksudnya pahala ibadah Syam`un).
Rasulullah SAW
mengatakan bahwa Beliau tidak mengetahui, berapa banyak pahala yang
dianugerahkan Allah kepada Syam`un tsb.
Oleh karena itu maka
Allah SWT kemudian menurunkan surat Al-Qadar melalui malaikat Jibril AS. Pada
surat ini Allah menjelaskan, bahwa ibadah yang dilakukan seseorang pada malam
Qadar (salah satu malam dibulan Ramadhan), itu adalah lebih baik dari ibadah
yang dilakukan selama seribu bulan.
4. BAGAIMANA MENCARI MALAM QODAR
Sebagaimana biasa antara sumber yang boleh kita perolehi tentang malam
Qodar ini ialah dari al Quran, Al Hadith dan kisah-kisah para Sahabat, Tabi’in
dan lain.
Sumber 1 : Al
Quran - Surah al Qodar
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ { 1 } وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ { 2 } لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ { 3 } تَنَزَّلُ
الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ { 4 }
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ { 5 } سورة القدر آية 1-5 .
Surah ini membekalkan maklumat kepada kiraan malam Qodar, pada pandangan
setengah ulama bahawa malam Qodar itu jatuh pada setiap 27 malam.
4.1 Sumber 2 :
Al Quran - Surah al Qodar
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci
Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi
SAW ini.
Baginda berdiri solat mereka juga shalat
sambil tangannya diangkat untuk berdo’a dan para sahabat pun juga serentak
mengamininya. Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup
tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam
ke-27 dari Bulan Ramadhan.
Disaat Rasulullah SAW dan para
sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu
menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan
shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari saf, namun niat itu
digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud
dengan khusyuk tidak bergerak.
Air hujan pun semakin menggenangi
masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang
berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabat
tetap sujud dan tidak berganjak sedikitpun dari tempatnya.
Baginda basah kuyup dalam sujud.
Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam
suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu
alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.
Baginda takut keindahan yang beliau
saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut
cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama
sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil
kedinginan. Ketika Rasulullah SAW mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya,
hujan pun berhenti seketika.
Anas bin Malik, sahabat Rasulullah
SAW bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering
untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin
Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama
basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya. ”
4.2 Sumber 3 :
Ulama – Al Imam Al Ghazali
Para
ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan lailatul qadar, dan di antara ulama yang tegas mengatakan
bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid
Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abu Hasan as-Syadzili. Bahkan dinyatakan
dalam sebuah tafsir surat al-Qadr, bahwa Abu Hasan semenjak baligh selalu
mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.
Demikian juga banyak dari mereka berpendapat, Lailatul Qadar jatuh pada
malam ke 27 Ramadhan. Ini adalah pendapat sebagian sahabat, seperti Ubay bin
Ka’ab yang beliau sampai berani memastikan dan bersumpah bahwa Lailatul Qadar
ada pada malam ke 27, ia berkata:
وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ
سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Demi Allah, sunguh aku mengetahuinya dan
kebanyakan pengetahuanku bahwa dia adalah malam yang Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam perintahkan kami untuk bangun (shalat) padanya, yaitu malam ke
27.” (HR. Muslim, no. 762)
Dan dalam hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda tentang Lailatul Qadar,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh.” (HR. Abu Dawud)
Syaikh Abu Malik Kamal dalam Shahih Fiqih Sunnah
memberikan catatan terhadap pendapat-pendapat tentang Lailatul Qadar di atas,
“Yang jelas, menurutku, Lailatul Qadar terdapat pada malam-malam ganjil di
sepuluh malam terakhir dan berpindah-pindah di malam-malam tersebut. Ia tidak
khusus hanya pada malam ke 27 saja. Adapun yang disebutkan oleh Ubay, Lailatul
Qadar jatuh pada malam ke 27, ini terjadi dalam suatu tahun dan bukan berarti
terjadi pada semua tahun. Buktinya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah
mendapatinya pada malam ke 21, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu
Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkhutbah kepada
mereka seraya mengatakan:
إِنِّي أُرِيتُ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نَسِيتُهَا أَوْ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي
الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ كُلِّ وِتْرٍ وَإِنِّي أُرِيتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي
مَاءٍ وَطِينٍ
“Sungguh aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar, kemudian terlupakan
olehku. Oleh sebab itu, carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir pada
setiap malam ganjilnya. Pada saat itu aku merasa bersujud di air dan lumpur.”
Abu Sa’id berkata: “Hujan turun pada malam ke 21, hingga air mengalir menerpa tempat
shalat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seusai shalat aku melihat wajah
beliau basah terkena lumpur. (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
Demikian kumpulan hadits yang menyinggung tentang
masalah Lailatul Qadar. Wallahu A’lam.” (Selesai ulasan dari Shahih Fiqih
Sunnah: III/202-203)
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Ithaf
al-Kiram (Ta’liq atas Bulughul Maram) hal 197, mengatakan, “Pendapat yang
paling rajih dan paling kuat dalilnya adalah ia berada pada malam ganjil di
sepuluh hari terakhir. Ia bisa berpindah-pindah, terkadang di malam ke 21,
terkadang pada malam ke 23, terkadang pada malam ke 25, terkadang pada malam ke
27, dan terkadang pada malam ke 29. Adapun penetapan terhadap beberapa malam
secara pasti, sebagaimana yang terdapat dalam hadits ini (hadits Mu’awiyah bin
Abi Sufyan), ia di malam ke 27, dan sebagaimana dalam beberapa hadits lain, ia
berada di malam 21 dan 23, maka itu pada tahun tertentu, tidak pada setiap
tahun. Tetapi perkiraan orang yang meyakininya itu berlaku selamanya, maka itu
pendapat mereka sesuai dengan perkiraan mereka. Dan terjadi perbedaan pendapat
yang banyak dalam penetapannya.”
4.3 Melalui
Mimpi
أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي
السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي
السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
“Aku lihat mimpi-mimpi kalian tentang lailatul qadar semuanya sama menunjukkan pada tujuh malam terakhir. Karenanya siapa saja yang mau mencarinya, maka hendaklah dia mencarinya pada tujuh malam terakhir”. (HR. Al-Bukhari no. 1876 dan Muslim no. 1985
5. KIRAAN MALAM QODAR
Ibnu Hazm rahimahullah berkata,
فان
كان الشهر تسعا وعشرين فأول العشر الاواخر بلا شك ليلة عشرين منه، فهى إما ليلة
عشرين، وإما ليلة اثنين وعشرين، وإما ليلة أربع وعشرين، واما ليلة ست وعشرين، واما
ليلة ثمان وعشرين، لان هذه هي الاوتار من العشر الاواخر، وان كان الشهر ثلاثين
فأول الشعر الاواخر بلا شك ليلة احدى وعشرين، فهى إما ليلة احدى وعشرين، واما ليلة
ثلاث وعشرين، واما ليلة خمس وعشرين، واما ليلة سبع وعشرين، واما ليلة تسع وعشرين،
لان هذه هي أوتار العشر بلاشك
“Apabilla Bulan Ramadhan itu ada 29 hari, maka tidak diragukan lagi bahwa
awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-20. Sehingga, lailatul qadar
dimungkinkan jatuh pada malam ke-20, atau ke-22, atau ke-24, atau ke-26, atau
ke-28. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.apabila
bulan Ramadhan itu 30 hari, maka tidak diragukan lagi bahwa awal dari
sepuluh malam terakhir adalah malam ke-21. Sehingga, lailatul qadar
dimungkinkan jatuh pada malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau
ke-29. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
5.1 Kiran Imam Ghazali
Menurut
Imam Al Ghazali, Cara Untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa
dilihat dari permulaan atau malam pertama bulan Ramadhan :
1.
Jika hari pertama jatuh pada malam Ahad atau Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam tanggal 29 Ramadhan
2.
Jika malam pertama jatuh pada malam Senin maka Lailatul Qadar jatuh
pada malam 21 Ramadhan
3.
Jika malam pertama jatuh pada malam Kamis maka Lailatul Qadar jatuh
pada malam 25 Ramadhan
4.
Jika malam pertama jatuh pada malam Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh
pada malam 23 Ramadhan
5.
Jika malam pertama jatuh pada malam Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27 Ramadhan.
Menyetujui
kaidah ini, berarti malam Lailatul Qadar jatuh
pada malam Rabu, 6 Agustus 2013 atau malam 29 Ramadan 1434 H, karena awal
Ramadhan adalah malam Rabu, 10 Juli 2013.Allahu A’lamu bi Muradihi…
6.
CIRI-CIRI MALAM QODAR
Tidak
ada kepastian mengenai bilakah datangnya Lailatul Qadar, suatu
malam yang dikisahkan dalam Al-Qur’an “lebih baik dari seribu bulan”. Ada
Hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, meyebutkan bahwa Nabi pernah ditanya
tentang Lailatul Qadar. Beliau menjawab: “Lailatul Qadar ada pada setiap
bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud).
Namun
menurut hadits lainnya yang diriwayatkan Aisyah rah., Nabi Muhammad saw.
memerintahkan:
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah
Lailatul Qadar itu pada tanggal ganjil dari sepuluh terakhir pada bulan
Ramadhan. (HR. Bukhari)
Menurut
pendapat yang lain, Lailatul Qadal itu terjadi pada 17
Ramadhan, 21 Ramadhan, 24 Ramadhan, tanggal ganjil pada 10 akhir Ramadhan dan
lain-lain.
Di antara tanda malam Al-Qadar adalah :
1. Malam itu tenang,
tidak dingin dan tidak panas;
2. Siangnya cahaya
matahari warnanya pucat;
3. Pada malam itu
Malaikat Jibril akan menyalami orang yang beribadat pada malam itu dan sebagai
tandanya ialah kita tiba-tiba rasa sangat sayu dan kemudiannya menangis
teresak-esak secara tiba-tiba.
.
Rasulullah ﷺ
bersabda: “Sesiapa yang kehilangan malam itu, sesungguhnya dia telah
kehilangan semua kebaikan. Dan tidak akan kehilangan semua perkara itu kecuali
orang yang telah diharamkan (tidak mendapat petunjuk) daripada Allah.” (Hadis
riwayat Ibnu Majah)
7. BERSUNGGUH-SUNGGUH MENCARINYA
Nabi shollollohu
'alaihi wa sallam bersabda:
((من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه))
رواه البخاري ومسلم
"Barangsiapa
yang menegakkan malam lailatul qodar kerena keimanan dan mengharapkan pahala
maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. al-Bukhori
no.1768 dan Muslim no. 2681)
Sedangkan di dalam sebuah riwayat di luar Shohih al-Bukhori dan Muslim disebutkan:
Sedangkan di dalam sebuah riwayat di luar Shohih al-Bukhori dan Muslim disebutkan:
((… من قامها ابتغاءها ثم وُفِّقَت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما
تأخر))
"Barangsiapa yang menegakkannya karena
mengharapkannya kemudian dia diberi taufiq untuk mendapatkannya maka Alloh
ampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang." (HR.
Ahmad dari hadits 'Ubadah bin Shomit no.22205)
8. HIKMAT TIDAK DIBERITAHU SECARA
TEPAT MALAM QODAR
Diantara
hikmah tidak diberitahukannya tanggal yang pasti tentang Lailatul Qadar adalah untuk memotivasi umat agar terus
beribadah, mencari rahmat dan ridha Allah kapan saja dan dimana saja, tanpa
harus terpaku pada satu hari saja.
Jika
malam Lailatul Qadar ini diberitahukan tanggal kepastiannya,
maka orang akan beribadah sebanyak-banyaknya hanya pada tanggal tersebut dan
tidak giat lagi beribadah ketika tanggal tersebut sudah lewat.
Umat
Islam hanya ditunjukkan tanda-tanda kehadirannya. Di antara tanda-tanda
datangnyaLailatul Qadar adalah:
1. Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu
panas dengan cuaca sangat sejuk, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim.
2.
Pada
malam harinya langit nampak bersih, tidak nampak awan sedikit pun, suasana
tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Hal ini berdasarkan hadits
riwayat Imam Ahmad. Dalam kitab Mu’jam at- Thabari
al-Kabir disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Malam Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau
panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada
siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.”
9. AMALAN-AMALAN UNTUK MENDAPATKAN MALAM QODAR
Para
ulama kita mengajarkan, agar mendapatkan keutamaan Lailatul
Qadar, maka hendaknya kita memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan,
diantaranya:
1.
Senantiasa shalat fardhu lima waktu berjama’ah.
2.
Mendirikan shalat malam atau qiyamul lail (shalat
tarawih, tahajud, dll)
3.
Membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya dengan tartil.
4.
Memperbanyak dzikir, istighfar dan berdoa.
5.
Memperbanyak membaca do’a:
اَللَّهُمَّ
إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Ya
Allah, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada
ampunan, maka ampunilah kami, wahai Dzat yang Maha Pemurah.
10. APA YANG PERLU DILAKUKAN JIKA BERKESEMPATAN DENGAN MALAM QODAR
Rasulullah sollahu alaihi wasallam mengajar kita supaya banyakkan berdoa jika bertemua dengan malam ini, dan Rasulullah juga mengajar kita doanya :
10. APA YANG PERLU DILAKUKAN JIKA BERKESEMPATAN DENGAN MALAM QODAR
Rasulullah sollahu alaihi wasallam mengajar kita supaya banyakkan berdoa jika bertemua dengan malam ini, dan Rasulullah juga mengajar kita doanya :
10. PENUTUP
Sesungguhnya
Malam Qodar adalah suatu hadiah dari Allah kepada hamba-hambaNya yang dikasihi
dan disayangi. Apabila kasih kita kepada Allah melimpah ruah maka sudah tentu
segala keinginan kita dipenuhi. Justeru doa adalah satu cara paling berkesan
untuk mendapatkan Malam Qodar ini. Semoga Allah kurniakan kita Malam Qodar ini
untuk Ramadahan tahun ini amin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan