PENDAHULUAN
Suatu sifat mulia
yang perlu ada pada setiap mukmin ialah sifat pemaaf. Memaafkan kesalahan orang
bukan suatu yang mudah. Malah ianya sangat sukar kerana hati yang telah tercalar,
hati yang telah terguris sukar diubati.
ALLAH BERSIFAT
PEMAAF
Satu doa yang
dianjurkan kepada setiap mukmin sebagaimana doa yang dianjurkan dibaca semasa
malam-malam Ramadhan. Apabila Saidatuna Aisyah ra bertanyakan baginda :
قالت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر
ما أقول فيها قال
🤚 قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
الترمذي حسن صحيح
Aishah bertanyakan Rasulullah, wahai
Rasulallah adakah apabila aku bertemu dengan Malam Qodar, apa yang patut aku
minta dengan Allah, lalu Rasulullah menjawab, katakanllah Wahai Allah yang maha
pemaaf, sangat kasih kepada kemaafan, maafkanlah aku.
Oleh itu, setiap mukmin perlu dan sangat
dituntut memaafkan segala kesalahan yang dilakukan orang kepdanya, firman Allah
:
Ali 'Imran Ayat 133
۞
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ
وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
Tetapi sebesar apapun kesalahan tersebut,
kita sebagai manusia harus mampu untuk memaafkannya. Karena dengan begitu kita
akan terhindar dari bahaya tidak memaafkan, yaitu menghancurkan rantai dendam
dalam diri dan melangkah menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Bahkan dalam agama islam sendiripun
memaafkan adalah hal yang sangat dianjurkan, diterangkan dalam ayat al-qur’an
dan hadits bahwa ketika manusia memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain.
Allah akan memberikan kepadanya ketenangan jiwa dan kekuatan untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
ANJURAN SUPAYA MEMAAFKAN
Seringkali kita dengar ada orang kata
boleh maaf tetapi tidak boleh lupa. Hakikatnya seseorang itu masih belum
memaafkan. Firman Allah Ta’ala :
At-Tagabun Ayat 14
وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
An-Nur Ayat 22
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ
لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
RASULULLAH BERSUMPAH DENGAN 3 GOLONGAN
MANUSIA
Rasululllah bersabda,
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ
صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا
تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Ada tiga golongan yang berani bersumpah
untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan tidaklah menambah bagi
seorang pemaaf melainkan kemulyaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah
hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.”
(HR.Tirmidzi)
KEMULIAAN ORANG YANG MEMAAFKAN
Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan
bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda
dalam hadits Ibnu Abbas;
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُنَادِي
مُنَادٍ فَيَقُولُ : أَيْنَ الْعَافُونَ عَنِ النَّاسِ ؟ هَلُمُّوا إِلَى
رَبِّكُمْ خُذُوا أُجُورَكُمْ ، وَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِذَا عَفَا أَنْ
يُدْخِلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ” .
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil
yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah
kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim
bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”
Islam mengajarkan pada umatnya bahwa
memberi maaf tak menunjukkan seseorang itu lemah karena tidak mampu membalas.
Sebab memaafkan orang lain terutama seseorang mampu membalas merupakan
kemuliaan karena ia belajar dari sifat-sifat Allah, yaitu Al-‘Afuwwu Al-Qoodiru
(Yang Maha Memaafkan dan Maha Berkuasa).
MASA KEMAAFAN YG AFDHAL
Janji Allah, siapa yang memaafkan disaat
dia mampu membalas, ia akan meraih Surga Allah.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ
، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ
حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ ”
“Barangsiapa yang ingin dibangunkan
baginya bangnan di Surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya,
memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang
memutuskannya.” (HR. Thabrani).*/Imron Mahmud
HADIS MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG
1. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Tidak halal apabila seorang Muslim
menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Apabila telah lewat waktu tiga hari
tersebut maka berbicaralah dengannya dan beri salam. Jika ia menjawab salam
maka keduanya akan mendapat pahala dan jika ia tidak membalasnya maka
sungguhlah dia kembali dengan membawa dosanya, sementara orang yang memberi
salah akan keluar dari dosa.”(HR. Muslim)
2. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Pintu-pintu surga akan dibukakan pada
hari Isnin dan Kamis, lalu Allah akan memberi ampunan kepada siapapun yang
tidak menyekutukan-Nya kecuali seorang laki-laki yang berpisah dengan
saudaranya. Maka Allah berkata: tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka
berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga ia berdamai, tangguhkanlah kedua
orang ini hingga mereka berdamai.” (HR. Muslim)
3. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai
sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para
sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda; Kamu harus bersikap sabar kepada
orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat dzalim kepadamu,
memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah
memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR. Thabrani)
4. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Sungguh aku benar-benar tahu akan
penghuni neraka yang keluar terakhir dan penghuni surga terakhir yang masuk
kedalamnya, yaitu mereka yang keluar dari nerka dengan merangkak dan mendatangi
surga, tapi terkhayal padanya bahwa surga itu penuh lalu ia kembali pada
Allah(hingga berkali-kali) Allah berkata: Masuklah ke dalam surga karena
sesungguhnya telah menjadi milikmu bagaikan dunia dan sepuluh kali kelipatannya
atau sepuluh kali lipat dunia. Orang itu berkata; Apakah engkau mengejekku.
Dikatakan bahwa itu adalah penghuni surga yang rendah kedudukannya.” (HR.
Bukhari)
5. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Jika kamu membuat suatu kebaikan atau
menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (HR. Bukhari)
6. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya
seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, maka
Allah akan melipatgandakan dan memberikan pahala yang besar di sisinya.” (HR.
Bukhari)
Demikianlah berbagai kumpulan hadits
memaafkan kesalahan orang lain dalam islam. Saya berharap setelah Anda membaca
kumpulan hadits diatas akan tersadar untuk bisa mampu memaafkan kesalahan orang
lain.
NABI MAAFKAN KAUM THAQIF
“Sesungguhnya Allah telah mendengar apa
yang dikatakan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu.Dan Allah juga
telah mengutus kepada malaikat penjaga gunung untuk melakukan apa saja yang
engkau kehendaki!”. Maka Malaikat penjaga gunung pun berkata Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wassallam., “Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan
Al-Akhbasain (dua gunung besar yang ada di Makkah, yaitu gunung Abu Qubais dan
Gunung Al-Ahmar) kepada mereka.”
Namun tak disangka, jawaban Nabiullah
Muhammad justru sebaliknya;
لَا بَلْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ
اللهَ وَحْدَهُ، وَلَا يُشْرِكُ ِبهِ شَيْئًا
“Tidak, bahkan aku berharap agar Allah
mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun juga.” [HR. Muslim]
ISTANANYA SANG PEMAAF
Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang
berkumpul dengan para sahabatnya...
Di tengah perbincangan dengan para
sahabat, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya.
Umar r.a. yang berada di situ, bertanya :
" apa yang membuatmu tertawa wahai
Rasulullah ?"
Rasulullah SAW menjawab :
" Aku diberitahu Malaikat, bahwa
pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan
kepala di hadapan Allah SWT."
"Salah seorang mengadu kepada Allah
sambil berkata :
‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang
ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku."
Allah SWT berfirman :
"Bagaimana mungkin Aku mengambil
kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya
sedikitpun..?"
Orang itu berkata,:
" Ya Rabb, kalau begitu, biarlah
dosa-dosaku dipikul olehnya"
Sampai di sini, mata Rasulullah SAW
berkaca-kaca. Rasulullah SAW tidak mampu menahan
tetesan airmatanya. Beliau menangis...
Lalu, beliau Rasulullah berkata,:
*_"Hari itu adalah hari yang begitu
mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul
dosa-dosa nya."_*
Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya.
Lalu Allah berkata kepada orang yang
mengadu tadi :
*" Sekarang angkat kepalamu.."*
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia
berkata :
" _Ya Rabb, aku melihat di depan ku
*ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang
terbuat dari emas & perak bertatahkan intan berlian*..! "_
" _Istana-istana itu untuk Nabi yang
mana, ya Rabb?"
_" Untuk orang shiddiq yang mana, ya
Rabb?
_"Untuk Syuhada yang mana, ya
Rabb?"_
Allah SWT berfirman : " Istana itu
diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."
Orang itu berkata,: "Siapakah
yang mampu membayar harganya, ya
Rabb?"_*
Allah berfirman : "Engkaupun mampu
membayar harganya."
Orang itu terheran-heran, sambil
berkata,: Dengan cara apa aku
membayarnya, ya Rabb?"
Allah berfirman,: ‘CARAnya, engkau
MAAFkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya
kepada-Ku’.
Orang itu berkata,: "Ya Rabb, kini
aku memaafkannya."
Allah berfirman : Kalau begitu, gandeng
tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu.
Setelah menceritakan kisah itu,
Rasulullah Saw. berkata,: Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian
SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang
terjadi di antara kaum muslimin."
KISAH ABU BAKAR MENERIMA CACIAN
Kisah yang menarik untuk dikongsikan
bersama.
Ibnu 'Ajlan rhm. meriwayatkan daripada
Sa'id al-Maqburi rhm, daripada Abu Hurairah r.a :
أَنَّ رَجُلًا سَبَّ أَبَا بَكْرٍ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم،
وَالنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم جَالِسٌ لَا يَقُولُ شَيْئًا. فَلَمَّا سَكَتَ،
ذَهَبَ أَبُو بَكْرٍ يَتَكَلَّمُ. فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم،
وَاتَّبَعَهُ أَبُو بَكْرٍ. فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ! كَانَ يَسُبُّنِيْ،
وَاَنْت جَا لِسٌ. فَلَمَّا ذَهَبـْتُ أَتَكَلَّمُ، قُمْتَ. قَالَ : إَنَّ
الْمَلَكَ كَانَ يَرُدُّ عَنْكَ. فَلَمَّا تَكَلَّمْتَ، ذَهَبَ الْمَلَكُ،
وَوَقَعَ الشَّيْطَانُ، وَكَرِهْتُ أَنْ أَجْلِسَ.
Maksudnya :" Sesungguhnya seorang lelaki
telah memaki Abu Bakar r.a di sisi Nabi SAW,sedangkan Nabi SAW duduk tanpa
berkata apa-apa. Tatkala lelaki itu diam (dan habis memaki), Abu Bakar r.a pula
pergi bercakap ( membalas makian tersebut). Lalu Rasulullah SAW bangun (
beredar dari tempat itu), dan dikejar oleh Abu Bakar r.a seraya berkata:
"Wahai Rasulullah ! Dia telah memaki saya,sedangkan Tuan duduk( dan diam
sahaja). Tetapi ketika saya pergi bercakap, Tuan bangun ( dan beredar)."
Baginda pun bersabda : " Sesungguhnya malaikat telah mempertahankan kamu
(ketika kamu diam). Tatkala kamu bercakap, malaikat itu pun pergi dan syaitan
datang. Jadi, aku tidak suka duduk (di tempat yang didatangi syaitan).-Riwayat
oleh al- Baihaqi-
قدم عيينة بن حصن بن حذيفة بن بدر، فنزل على بن أخيه الحر بن قيس بن حصن،
وكان من النفر الذين يدنيهم عمر، وكان القراء أصحاب مجلس عمر ومشاورته، كهولا
كانوا أو شبانا، فقال عيينة لابن أخيه : يا ابن أخي، هل لك وجه عند هذا الأمير
فتستأذن لي عليه ؟ قال : سأستأذن لك عليه، قال ابن عباس : فاستأذن لعيينة، فلما
دخل قال : يا ابن الخطاب، والله ما تعطينا الجزل، ولا تحكم بيننا بالعدل، فغضب عمر
حتى هم بأن يقع به، فقال الحر : يا أمير المؤمنين، إن الله تعالى قال لنبيه صلى
الله عليه وسلم : وإن هذا من الجاهلين، فوالله ما جاوزها عمر حين تلاها عليه، وكان
وقافا عند كتاب الله
Kisah Uyainna bin Husn sampai ke Madinah,
dia ke tempat anak saudaranya Al Hur bin Qais. A Hur adalah orang kuat Saidina
Umar al Khattab, merupakan ahli mesyuarat Saidina Umar. Lalu Uyainah minta dari
Al Hur supaya berikan dia satu ruang untuk bertemu dengan Saidina Umar,
permintaan ini dipenuhi. Apabila Uyainah bertemu dengan Saidina Umar; Uyainah
telah mengatakan bahawa Umar tidak berlaku adil, lalu marahlah Saidina Umar
hingga hampir memukul Uyainah. Sebelum Umar memukul Uyainah, beliau membaca
satu firman Allah, iaitu :
Al-A’raf Ayat 199
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
199. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang
bodoh.
Kemarahan ini adalah dari sifat
Jahiliyah, demi Allah Umar langsung tidak bertindak kepada Uyainah setelah
mendengar ayat tersebut dibaca oeh Uyainah. Adalah Umar sangat patuh dengan
ayat Allah Ta’ala. Itulah sifat pemaaf Umar al Khattab.
*(Kisah di atas terdapat dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.)*
PENUTUP
Justeru pahala memaafkan kesalahan orang
lain adalah sangat besar, maka kita sangat digalalkkan supaya memaafkan
kesalahan orang. Malah Allah akan menanggung pahala sesiapa sahaja yang
memaafkan, firman Allah Ta’ala :
Asy-Syura Ayat 40
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
40. Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka
pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang
yang zalim.
Bila kita sanggup memaafkan kesalahan
orang, satu hal yang akan menjauhi kita ialah sifat ego dan sombong, kerana
orang yang tidak memaafkan orang lain akan terdedah kepada sifat-sifat
tersebut.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan