Halaman

Jumaat, Jun 08, 2018

KEHEBATAN SIFAT PEMAAF


PENDAHULUAN

Suatu sifat mulia yang perlu ada pada setiap mukmin ialah sifat pemaaf. Memaafkan kesalahan orang bukan suatu yang mudah. Malah ianya sangat sukar kerana hati yang telah tercalar, hati yang telah terguris sukar diubati.

ALLAH BERSIFAT PEMAAF

Satu doa yang dianjurkan kepada setiap mukmin sebagaimana doa yang dianjurkan dibaca semasa malam-malam Ramadhan. Apabila Saidatuna Aisyah ra bertanyakan baginda :

قالت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال
🤚 قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
الترمذي  حسن صحيح
Aishah bertanyakan Rasulullah, wahai Rasulallah adakah apabila aku bertemu dengan Malam Qodar, apa yang patut aku minta dengan Allah, lalu Rasulullah menjawab, katakanllah Wahai Allah yang maha pemaaf, sangat kasih kepada kemaafan, maafkanlah aku.

Oleh itu, setiap mukmin perlu dan sangat dituntut memaafkan segala kesalahan yang dilakukan orang kepdanya, firman Allah :
 Ali 'Imran Ayat 133

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
Tetapi sebesar apapun kesalahan tersebut, kita sebagai manusia harus mampu untuk memaafkannya. Karena dengan begitu kita akan terhindar dari bahaya tidak memaafkan, yaitu menghancurkan rantai dendam dalam diri dan melangkah menuju ke kehidupan yang lebih baik.

Bahkan dalam agama islam sendiripun memaafkan adalah hal yang sangat dianjurkan, diterangkan dalam ayat al-qur’an dan hadits bahwa ketika manusia memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Allah akan memberikan kepadanya ketenangan jiwa dan kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

ANJURAN SUPAYA MEMAAFKAN

Seringkali kita dengar ada orang kata boleh maaf tetapi tidak boleh lupa. Hakikatnya seseorang itu masih belum memaafkan. Firman Allah Ta’ala :

At-Tagabun Ayat 14
وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

An-Nur Ayat 22
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

RASULULLAH BERSUMPAH DENGAN 3 GOLONGAN MANUSIA

Rasululllah bersabda,
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemulyaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR.Tirmidzi)

KEMULIAAN ORANG YANG MEMAAFKAN

Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda dalam hadits Ibnu Abbas;

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُنَادِي مُنَادٍ فَيَقُولُ : أَيْنَ الْعَافُونَ عَنِ النَّاسِ ؟ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ خُذُوا أُجُورَكُمْ ، وَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِذَا عَفَا أَنْ يُدْخِلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ” .
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”

Islam mengajarkan pada umatnya bahwa memberi maaf tak menunjukkan seseorang itu lemah karena tidak mampu membalas. Sebab memaafkan orang lain terutama seseorang mampu membalas merupakan kemuliaan karena ia belajar dari sifat-sifat Allah, yaitu Al-‘Afuwwu Al-Qoodiru (Yang Maha Memaafkan dan Maha Berkuasa).

MASA KEMAAFAN YG AFDHAL

Janji Allah, siapa yang memaafkan disaat dia mampu membalas, ia akan meraih Surga Allah.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ
“Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangnan di Surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani).*/Imron Mahmud

HADIS MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG

1. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Tidak halal apabila seorang Muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Apabila telah lewat waktu tiga hari tersebut maka berbicaralah dengannya dan beri salam. Jika ia menjawab salam maka keduanya akan mendapat pahala dan jika ia tidak membalasnya maka sungguhlah dia kembali dengan membawa dosanya, sementara orang yang memberi salah akan keluar dari dosa.”(HR. Muslim)

2. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Pintu-pintu surga akan dibukakan pada hari Isnin dan Kamis, lalu Allah akan memberi ampunan kepada siapapun yang tidak menyekutukan-Nya kecuali seorang laki-laki yang berpisah dengan saudaranya. Maka Allah berkata: tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga ia berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai.” (HR. Muslim)
3. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain

“Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda; Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat dzalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR. Thabrani)

4. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Sungguh aku benar-benar tahu akan penghuni neraka yang keluar terakhir dan penghuni surga terakhir yang masuk kedalamnya, yaitu mereka yang keluar dari nerka dengan merangkak dan mendatangi surga, tapi terkhayal padanya bahwa surga itu penuh lalu ia kembali pada Allah(hingga berkali-kali) Allah berkata: Masuklah ke dalam surga karena sesungguhnya telah menjadi milikmu bagaikan dunia dan sepuluh kali kelipatannya atau sepuluh kali lipat dunia. Orang itu berkata; Apakah engkau mengejekku. Dikatakan bahwa itu adalah penghuni surga yang rendah kedudukannya.” (HR. Bukhari)

5. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Jika kamu membuat suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (HR. Bukhari)

6. Hadits Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, maka Allah akan melipatgandakan dan memberikan pahala yang besar di sisinya.” (HR. Bukhari)

Demikianlah berbagai kumpulan hadits memaafkan kesalahan orang lain dalam islam. Saya berharap setelah Anda membaca kumpulan hadits diatas akan tersadar untuk bisa mampu memaafkan kesalahan orang lain.

NABI MAAFKAN KAUM THAQIF

“Sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu.Dan Allah juga telah mengutus kepada malaikat penjaga gunung untuk melakukan apa saja yang engkau kehendaki!”. Maka Malaikat penjaga gunung pun berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam., “Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan Al-Akhbasain (dua gunung besar yang ada di Makkah, yaitu gunung Abu Qubais dan Gunung Al-Ahmar) kepada mereka.”

Namun tak disangka, jawaban Nabiullah Muhammad justru sebaliknya;

لَا بَلْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ، وَلَا يُشْرِكُ ِبهِ شَيْئًا

“Tidak, bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga.” [HR. Muslim]

ISTANANYA SANG PEMAAF

Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya...
Di tengah perbincangan dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya.

Umar r.a. yang berada di situ, bertanya :
" apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah ?"

Rasulullah SAW menjawab :
" Aku diberitahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala di hadapan Allah SWT."

"Salah seorang mengadu kepada Allah sambil berkata :
‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku."

Allah SWT berfirman :
"Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun..?"

Orang itu berkata,:
" Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya"
Sampai di sini, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca. Rasulullah SAW tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis...

Lalu, beliau Rasulullah berkata,:
 *_"Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya."_*

Rasulullah SAW  melanjutkan kisahnya.
Lalu Allah berkata kepada orang yang mengadu tadi :
*" Sekarang angkat kepalamu.."*
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata :

" _Ya Rabb, aku melihat di depan ku *ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas & perak bertatahkan intan berlian*..! "_
" _Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb?"

_" Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb?
_"Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb?"_

Allah SWT berfirman : " Istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."

Orang itu berkata,: "Siapakah yang  mampu membayar harganya, ya Rabb?"_*
Allah berfirman : "Engkaupun mampu membayar harganya."

Orang itu terheran-heran, sambil berkata,:  Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?"

Allah berfirman,: ‘CARAnya, engkau MAAFkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku’.

Orang itu berkata,: "Ya Rabb, kini aku memaafkannya."

Allah berfirman : Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu.

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah Saw. berkata,: Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin."

KISAH ABU BAKAR MENERIMA CACIAN

Kisah yang menarik untuk dikongsikan bersama.
Ibnu 'Ajlan rhm. meriwayatkan daripada Sa'id al-Maqburi rhm, daripada Abu Hurairah r.a :
أَنَّ رَجُلًا سَبَّ أَبَا بَكْرٍ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَالنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم جَالِسٌ لَا يَقُولُ شَيْئًا. فَلَمَّا سَكَتَ، ذَهَبَ أَبُو بَكْرٍ يَتَكَلَّمُ. فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وَاتَّبَعَهُ أَبُو بَكْرٍ. فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ! كَانَ يَسُبُّنِيْ، وَاَنْت جَا لِسٌ. فَلَمَّا ذَهَبـْتُ أَتَكَلَّمُ، قُمْتَ. قَالَ : إَنَّ الْمَلَكَ كَانَ يَرُدُّ عَنْكَ. فَلَمَّا تَكَلَّمْتَ، ذَهَبَ الْمَلَكُ، وَوَقَعَ الشَّيْطَانُ، وَكَرِهْتُ أَنْ أَجْلِسَ.

Maksudnya :" Sesungguhnya seorang lelaki telah memaki Abu Bakar r.a di sisi Nabi SAW,sedangkan Nabi SAW duduk tanpa berkata apa-apa. Tatkala lelaki itu diam (dan habis memaki), Abu Bakar r.a pula pergi bercakap ( membalas makian tersebut). Lalu Rasulullah SAW bangun ( beredar dari tempat itu), dan dikejar oleh Abu Bakar r.a seraya berkata: "Wahai Rasulullah ! Dia telah memaki saya,sedangkan Tuan duduk( dan diam sahaja). Tetapi ketika saya pergi bercakap, Tuan bangun ( dan beredar)." Baginda pun bersabda : " Sesungguhnya malaikat telah mempertahankan kamu (ketika kamu diam). Tatkala kamu bercakap, malaikat itu pun pergi dan syaitan datang. Jadi, aku tidak suka duduk (di tempat yang didatangi syaitan).-Riwayat oleh al- Baihaqi-

SIKAP UMAR RD
قدم عيينة بن حصن بن حذيفة بن بدر، فنزل على بن أخيه الحر بن قيس بن حصن، وكان من النفر الذين يدنيهم عمر، وكان القراء أصحاب مجلس عمر ومشاورته، كهولا كانوا أو شبانا، فقال عيينة لابن أخيه : يا ابن أخي، هل لك وجه عند هذا الأمير فتستأذن لي عليه ؟ قال : سأستأذن لك عليه، قال ابن عباس : فاستأذن لعيينة، فلما دخل قال : يا ابن الخطاب، والله ما تعطينا الجزل، ولا تحكم بيننا بالعدل، فغضب عمر حتى هم بأن يقع به، فقال الحر : يا أمير المؤمنين، إن الله تعالى قال لنبيه صلى الله عليه وسلم : وإن هذا من الجاهلين، فوالله ما جاوزها عمر حين تلاها عليه، وكان وقافا عند كتاب الله
Kisah Uyainna bin Husn sampai ke Madinah, dia ke tempat anak saudaranya Al Hur bin Qais. A Hur adalah orang kuat Saidina Umar al Khattab, merupakan ahli mesyuarat Saidina Umar. Lalu Uyainah minta dari Al Hur supaya berikan dia satu ruang untuk bertemu dengan Saidina Umar, permintaan ini dipenuhi. Apabila Uyainah bertemu dengan Saidina Umar; Uyainah telah mengatakan bahawa Umar tidak berlaku adil, lalu marahlah Saidina Umar hingga hampir memukul Uyainah. Sebelum Umar memukul Uyainah, beliau membaca satu firman Allah, iaitu :

Al-A’raf Ayat 199
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
199. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Kemarahan ini adalah dari sifat Jahiliyah, demi Allah Umar langsung tidak bertindak kepada Uyainah setelah mendengar ayat tersebut dibaca oeh Uyainah. Adalah Umar sangat patuh dengan ayat Allah Ta’ala. Itulah sifat pemaaf Umar al Khattab.
*(Kisah di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.)*

PENUTUP

Justeru pahala memaafkan kesalahan orang lain adalah sangat besar, maka kita sangat digalalkkan supaya memaafkan kesalahan orang. Malah Allah akan menanggung pahala sesiapa sahaja yang memaafkan, firman Allah Ta’ala :

Asy-Syura Ayat 40
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Bila kita sanggup memaafkan kesalahan orang, satu hal yang akan menjauhi kita ialah sifat ego dan sombong, kerana orang yang tidak memaafkan orang lain akan terdedah kepada sifat-sifat tersebut.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan